Mereka menjalankan bisnis dengan tiga strategi: Bisnis Fardhu Kifayah (produk wajib yang dibutuhkan masyarakat), Bisnis Komersil, Bisnis Strategis. Cakupannya tak tanggung-tanggung, dari Australia, Jerman, hingga Prancis.
Sistem saham bisnisnya pun sederhana. Misal, Halilintar terbang ke Sydney untuk menemui kerabat yang akan menjadi rekan bisnis, sebut saja Mr. Sam. Halilintar membawa misi untuk 'mempromosikan' Tuhan dan menyebarluaskan keindahan pengalaman syariat Tuhan di Australia.
Hati Mr. Sam tergerak. Ia merelakan lahan ternak seluas 300 hektar miliknya untuk diambilalih dan dikelola Halilintar. Ini cuma-cuma, sebab Mr. Sam merasa telah diselamatkan Halilintar, atau setidaknya dibantu dalam usahanya mendekati Tuhan.
"Tetapi memang siapalah yang dapat menolak ketentuan Tuhan, Tuhan sudah takdirkan dia membantu perjalanan Sang Duta (Halilintar)," kata Taufik dalam bukunya.
Begitupun sejumlah jejak bisnis Halilintar di Prancis, Jerman, dan sejumlah negara lainnya. Atas misi menyebarkan agama lewat bisnis, kerabat Halilintar mau berbagi saham, memberikan secara cuma-cuma, atau bekerja sama; butik, mobil mewah, restoran halal, hingga supermarket.
Di dalam negeri, Halilintar melebarkan bisnis di segala sektor. Di bidang kebudayaan, misalnya, Halilintar mendirikan grup nasyid Qatrunada dan melahirkan album rekaman. Di bidang pendidikan, ia membangun Sekolah Cinta Tuhan, murid tak dikenakan ilmu, guru pun tidak digaji.
"Setiap gurunya pula bukan diberi insentif dengan iming-imingan gaji yang tinggi, melainkan dibawa untuk sama-sama berjuang memerankan tugas seorang duta Tuhan di bidang pendidikan, sehingga tertonjollah keindahan pengalaman syariat Tuhan di bidang pendidikan," tutur Taufik.
Rufaqa dikabarkan bertransformasi lagi menjadi Global Ikhwan, hingga kini. Dalam buku karya AM Waskito berjudul "Bersikap Adil Kepada Wahabi", transformasi Rufaqa dan Global Ikhwan terjadi lantaran terjadi perselisihan di tubuh Rufaqa.
"Di kemudian hari, terjadi perselisihan antara komunitas itu dengan Halilintar, sehingga mereka membentuk lagi lembaga baru dengan nama Global Ikhwan," tulis Waskito. Konsepnya masih sama. Global Ikhwan bergerak di bidang bisnis, dakwah dan syariat Islam versi mereka. Belum diketahui apakah Halilintar masih memimpin lembaga ini. Namun yang pasti, kekayaan Halilintar dan keluarganya semakin menggila saat mereka mulai merambah Youtube.
Halilintar dan 11 anak dari istrinya, Lenggogeni Farouk, berhasil mengumpulkan 16,9 juta subscribers lewat channel Gen Halilintar. Itupun belum dibedah satu per satu channel Youtube anaknya. Lewat buku-bukunya. Lenggogeni pun menceritakan perjuangan keluarganya merintis bisnis, membangun keluarga, menjadi kaya raya hingga berlibur menjajaki lima benua.