
Aksi unjuk rasa oleh Organisasi Masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila di depan Gedung DPR RI berujung ricuh.
"Kurang kita pahami tujuan politiknya apa yang mendasari cara pikirnya dan tidak peka dalam mengelola sebuah isu. Nampak bahwa dia mungkin mau mencari sensasi dalam hal pemberitaan dengan cara menyenggol Ormas Besar dengan trackrecord jelas seperti Pemuda Pancasila," ujar Dendy.
Lebih lanjut dipaparkannya, seluruh pemerintahan di Indonesia didukung oleh Pemuda Pancasila, termasuk Pemerintahan Presiden Joko Widodo. "Presiden dan Wakil Presiden merupakan anggota kehormatan di Pemuda Pancasila. Junimart tidak mengenal Pemuda Pancasila dan masih banyak tokoh nasional lain yang juga merupakan anggota Pemuda Pancasila," tutupnya.
Sayangnya, aksi itu justru berujung ricuh. Buntutnya,Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran ikut terjun membubarkan massa PP.
Fadil ikut turun ke jalan bersama puluhan aparat saat massa dibubarkan. Pembubaran dipicu karena salah satu aparat berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) dari Ditlantas Polda Metro Jaya menjadi korban pengeroyokan massa aksi.
Aksi pembubaran bermula saat massa aksi tengah beristirahat sekitar pukul 16.00 WIB atau lebih dari tiga jam sejak aksi dimulai. Tak lama, puluhan aparat kemudian memasuki barisan massa, disusul Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Hengky Haryadi yang menaiki mobil komando milik Pemuda Pancasila.

Aksi unjuk rasa oleh Organisasi Masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila di depan Gedung DPR RI berujung ricuh.
Dari atas mobil komando, Hengky kemudian meluapkan amarahnya. Ia kecewa lantaran anak buahnya menjadi korban pengeroyokan.
"Perwira kami, AKBP dikeroyok luka-luka, apakah itu tujuan rekan-rekan datang kemari? Melawan kami mengeroyok kami yang mengamankan rekan rekan," kata dia di atas mobil komando.
Bukan hanya Hengky, Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo juga mengungkapkan kemarahannya. Seorang orator dari mobil komando sempat menginterupsi kemarahan Sambodo. "Siapa yang mukul anak buah saya. Sini, saya komandannya," teriak Sambodo.