"Sekarang ada dua pilihan kemungkinan setelah tewasnya Ali Kalora. Pertama, jika mereka yang DPO serta lainnya menyerah, selesai ini 'barang'."
"Tapi kalau keempat DPO masih mengangkat senjata maka saya melihat akan ada pemimpin baru," ujarnya.
Foto jenazah Ali Kalora banyak dicari netizen di media sosial, lantas mengapa gembong teroris MIT Poso itu ditembak mati Satgas Madago Raya?
Pengamat sosial sekaligus penulis F. Rahardi dalam akun Facebooknya menuliskan analisisnya yang menyebutkan alasan Ali Kalora ditembak mati Satgas Madago Raya.
"Apakah Kopassus dan Brimob sulit menangkap hidup Ali Kalora? Bisa ya, bisa tidak. Kita juga punya BIN. Masing-masing kesatuan juga punya intel dan agen. Tapi mengapa sejak 2016, Operasi Tinombala gagal menangkap Ali Kalora?" tulis F. Rahardi.

Foto jenazah Ali Kalora banyak dicari netizen di media sosial, lantas mengapa gembong teroris MIT Poso itu ditembak mati Satgas Madago Raya?
Dia lalu melanjutkan, "Ada 2 kemungkinan. Pertama ada pihak di Jakarta yang masih menginginkan Ali Kalora dan MIT (Mujahidin Indonesia Timur) tetap eksis. Untuk itu kelompok ini tetap memberikan "tepuk tangan" dan juga "logistik" bagi Ali Kalora."
"Kedua, tim Operasi Tinombala disusupi pihak yang punya kepentingan terhadap Ali Kalora/MIT, hingga operasi ini selalu "mejen". Setelah Operasi Tinombala berganti nama menjadi Operasi Madago Raya pada 2021, barulah Ali Kalora tewas dalam baku tembak."
Lalu, F. Rahardi mengajukan pertanyaan, mengapa Ali Kalora ditembak mati Satgas Madago Raya?
"Mengapa Ali Kalora, juga Santoso, tak bisa ditangkap hidup-hidup? Karena ada pihak yang tak ingin keduanya tertangkap hidup lalu "menyanyi". Mereka tak ingin perannya dalam MIT, diketahui publik," pungkas F. Rahardi.