Baca Juga: Warga Indonesia Nyesal Baru Tahu Sekarang, Cuma Makan Ini Hasil Tes Jantung Bikin Dokter Terkejut
Para peneliti di Northwestern University, Chicago, Amerika Serikat, mencoba membandingkan 42 sampel debu yang diambil dari fasilitas olahraga.
Hasilnya, pada debu yang memiliki konsentrasi triklosan yang tinggi, bakterinya berpeluang mengalami perubahan gen yang mengarah pada resistensi antibiotik.
Tak hanya udara di luar rumah yang bisa mengandung polutan. Debu yang beterbangan di udara dalam rumah juga merupakan polutan.
Baca Juga: Dijamin Kapok Datang Lagi, Ini Cara Mengusir Kecoa dari Rumah Hanya dengan 3 Bahan Alami
Debu rumah dapat mengandung berbagai komponen kecil yang ikut beterbangan, termasuk zat kimia di dalam produk pembersih dan perawatan rumah. Misalnya, cairan pembersih, pelapis kayu, tiner, dan cairan pembersih karat.
Jika cairan ini menguap dan ikut terbang bersama debu dalam rumah lalu terhirup, tentu dapat menimbulkan risiko.
Paparan komponen berbahaya tersebut pada saluran pernapasan terus-menerus dalam jangka panjang dapat merusak lapisan epitel. Akibatnya, bahaya debu bisa menimbulkan iritasi dan berbagai masalah saluran pernapasan, seperti batuk, suara serak, dan sesak napas.
Baca Juga: Banyak yang Belum Sadar, 5 Hal Sepele Ini Bikin TV Layar Datar Cepat Rusak
Partikel debu yang cukup kecil untuk dihirup dapat menyebabkan:
- iritasi mata
- batuk