Sempat vakum berkomunikasi, mulai tahun 2020 kami kembali berkirim pesan, terutama terkait rencana pemerintah membeli kapal selam baru.
Kami pun bertukar gosip. Heri sangat khawatir dengan rencana pembelian kapal selam bekas.
Ia menceritakan betapa TNI AL, khususnya korps Hiu Kencana, membutuhkan kapal selam yang mumpuni. Artinya, memiliki kemampuan bertempur.
Ia sempat menyinggung kapal selam buatan PT PAL yang tidak memuaskan serta overhaul Nanggala yang terus tertunda tahun 2020 padahal kapal selam itu harus terus disiapkan.
Untuk itu ia berharap para pembuat keputusan benar-benar memikirkan TNI dan prajuritnya bukan hanya ”asal bapak senang” demi pangkat dan kursi yang enak atau keuntungan material. Sempat terungkap cerita dari Heri tentang korban-korban yang jatuh akibat alat utama sistem senjata yang buruk.
Sempat juga ia berkisah tentang perwira yang justru dipersulit atasannya karena melaporkan buruknya kapal selam buatan PT PAL. ”Sama media, gue berharap. Beritakan yang sebenarnya,” katanya.

KRI Alugoro kapal selam buatan Indonesia.
Belakangan ia cukup lega karena isu pembelian kapal selam bekas yang sangat tua ternyata tak berlanjut. Ternyata, masih banyak orang di Kementerian Pertahanan dan TNI AL yang berkomitmen untuk TNI AL dan Korps Hiu Kencana yang lebih baik. ”Mereka berani mengatakan yang sebenarnya,” katanya saat itu.
Sebagai informasi, PT PAL Indonesia (Persero) bekerja sama dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) membangun 3 kapal selam sejak 2013.
Satu di antaranya bernama Kapal Selam Alugoro yang dibuat di dalam negeri oleh PT PAL Indonesia. Butuh modal uang Rp 1,5 triliun untuk membangun kepal selam ini yang harganya ratusan juta dolar AS.