Lalu kenapa pesawat Indonesia sering jatuh?

B737-500 Sriwijaya AIr PK-CLC yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021.
Menurut media Amerika Serikat (AS) Bloomberg dalam artikel berjudul "Jet Crash Adds to Long List of Aviation Disasters in Indonesia", ada dua faktor utama yang menyebabkan insiden itu.
Pertama, faktor cuaca buruk bisa menjadi penyebabnya. "Indonesia, salah satu negara kepulauan terluas di Bumi, dengan pulau-pulau yang berjajar sepanjang London hingga New York, memiliki salah satu insiden badai petir dan sambaran petir terbanyak," tulis Bloomberg.
Media yang didirikan pada 1 Oktober 1981 itu juga menyebutkan, kota Bogor pernah mengalami badai petir selama 322 hari dalam satu tahun pada 1988.
"Ada juga letusan gunung berapi, yang memuntahkan gumpalan abu ke udara yang bisa tersedot mesin jet, menyebabkan kerusakan," lanjut Bloomberg dalam artikelnya pada Minggu (10/1/2021).
Media yang berbasis di New York itu mencontohkan letusan Gunung Agung di Bali pada 2019, yang membuat sejumlah penerbangan dialihkan dan dibatalkan.
Faktor cuaca sendiri juga berdampak pada tertundanya penerbangan Sriwijaya Air SJ 182 selama 1 jam.
Kedua, Bloomberg mengungkap faktor komunkasi sebagai penyebab kenapa pesawat Indonesia sering jatuh.