
Ali Kalora, pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso. Kekejian Ali Kalora terungkap setelah diduga memenggal 4 kepala warga dan membakar 7 rumah bersama kelompoknya.
2. Punya cara simpel hindari kejaran
Di samping itu, kelompok teroris Ali Kalora juga melakukan cara simpel untuk menghindari Satgas Tinombala.
Berdasarkan keterangan anggota MIT yang ditangkap, jika kelompoknya tiba-tiba melihat anggota Satgas Tinombala dari jarak 10 hingga 20 meter, mereka langsung mengambil posisi tiarap.
Terlebih lagi kondisi geografis yang berupa hutan lebat, sehingga menyulitkan Satgas Tinombala menemukan mereka.
3. Turun ke desa minta makanan
Dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka, kelompok ini kerap turun ke desa untuk meminta bahan makanan dari warga setempat demi bertahan hidup.
"Turun ke desa, meneror masyarakat, meminta makan dan akhirnya mencuri atau merampok dengan kekerasan, termasuk dengan pembunuhan. Kemudian ujung-ujungnya ambil beras" ungkap Awi.

Pembunuhan brutal dan pembakaran rumah di Desa Lemba Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah