Follow Us

Disebut Dilanda Gelombang Panas yang Berbahaya, Begini Penjelasan Ahli Soal Kondisi Terkini di Tanah Air

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Sabtu, 14 November 2020 | 19:32
Ilustrasi gelombang panas.
Editor

Ilustrasi gelombang panas.

Baca Juga: Pakai Outfit Seharga Rp 2 Miliar Saat Pemotretan di Rumah, Ternyata Video Gisel Ditonton Sampai 8 Juta Kali, Polisi Lakukan Ini

Suhu tertinggi

Hary menambahkan, gelombang panas umumnya terjadi berkaitan dengan berkembangnya pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu area secara persisten dalam beberapa hari.

Dalam sistem tekanan tinggi tersebut, terjadi pergerakan udara dari atmosfer bagian atas menuju permukaan (subsidensi) sehingga termampatkan dan suhunya meningkat.

Pusat tekanan atmosfer tinggi ini menyulitkan aliran udara dari daerah lain masuk ke area tersebut.

Baca Juga: Setia Bela NKRI di Pelosok Papua, Istri Jenderal Andika Perkasa Syok Saat Tahu Perwira TNI AD Ini 18 Tahun Tak Jumpa Orang Tuanya: Haaa...!

Semakin lama sistem tekanan tinggi ini berkembang di suatu area, imbuhnya, maka semakin meningkat panas di area tersebut, dan semakin sulit awan tumbuh di wilayah tersebut.

"Saat ini, berdasarkan pantauan BMKG terhadap suhu maksimum di wilayah Indonesia, memang suhu tertinggi siang hari ini mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir," tuturnya.

Tercatat, suhu di atas 36 derajat celsius di Bima, Sabu, dan Sumbawa pada 12 November 2020, dengan suhu tertinggi tercatat di Bandara Sultan Muhammad Salahudin, Bima, mencapai 37,2 derajat celsius.

Baca Juga: Jumlah Rekening Penerima BLT BPJS Berkurang Karena Alasan Ini, Cepat Cek Nama dan Status Penerima Subsidi Gaji di sso.bpjsketenagakerjaan.go.id

"Namun, catatan suhu ini bukan merupakan penyimpangan besar dari rata-rata iklim suhu maksimum pada wilayah ini, masih berada dalam rentang variabilitasnya di bulan November," ungkap Hary.

Hary memaparkan, suhu maksimum yang meningkat dalam beberapa hari ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti:

Editor : Fotokita

Baca Lainnya

Latest