Follow Us

Sukses Gulingkan Donald Trump, Joe Biden Cetak 4 Rekor di Pilpres AS 2020, Tapi Sosok Ini Malah Ingatkan Dampak Buruknya Buat Indonesia

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Minggu, 08 November 2020 | 08:56
Mantan Presiden Barack Obama dan Wakil Peresiden AS Joe Biden Berkunjung ke Toko Roti Bersama
Kompas

Mantan Presiden Barack Obama dan Wakil Peresiden AS Joe Biden Berkunjung ke Toko Roti Bersama

Fotokita.net - Sukses gulingkan Donald Trump, Joe Biden cetak 4 rekor di Pilpres AS 2020, tapi sosok ini malah ingatkan dampak buruknya buat Indonesia.

Dengan 290 suara elektoral sementara yang diraih di pilpres AS, Joe Biden berhak melenggang ke Gedung Putih untuk menduduki kursi nomor satu "Negeri Paman Sam".

Biden unggul telak dari Trump yang belum beranjak dari 214 suara elektoral.

Begitu pun dari sisi suara populer (popular votes), Biden memimpin 50,6 persen berbanding 47,4 persen hingga Minggu (8/11/2020) dini hari WIB.

Baca Juga: Selamat Joe Biden! Kalahkan Donald Trump Usai Lewati Angka Keramat Ini, Ternyata Mantan Wakil Barack Obama Berusaha Kubur Tragedi Keluarganya

Terpilihnya eks Senator Delaware sebagai presiden baru Amerika Serikat itu juga diiringi sejumlah rekor, yang dipecahkannya dalam perjalanan memenangi pemilu AS.

Setidaknya ada 4 rekor yang dipecahkan politisi kawakan yang akan berulang tahun ke-78 tersebut.

Berikut daftarnya...

Baca Juga: Terus-terusan Ngamuk Soal Hitung Suara Pilpres AS, 3 Stasiun TV Ini Mendadak Stop Siaran Langsung Pidato Donald Trump

1. Popular votes terbanyak sepanjang sejarah

Sebelum terpilih jadi presiden dengan menang pilpres Amerika 2020, Joe Biden sudah memecahkan rekor dengan meraup popular votes (suara populer) terbanyak sepanjang sejarah "Negeri Paman Sam".

Pada 12 tahun lalu Obama mendapat 69.498.516 suara yang merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah pemilu AS.

Lalu, sementara ini pada pemilu Amerika 2020 Biden yang merupakan wakil presiden dari Obama selama dua periode mendapat 74.857.880 (50,6 persen) suara.

Biden mengungguli Donald Trump yang mengumpulkan 70.598.535 suara (47,7 persen).

Baca Juga: Bikin Tiongkok Meradang Hingga Siap Perang, Negara Tetangga Indonesia Ini Nekat Cari Minyak di Laut China Selatan, Amerika Langsung Ulurkan Bantuan

2. Demokrat menang di Georgia sejak 1992

Diwartakan LA Times, Biden membawa Partai Demokrat menang di Georgia lagi sejak 1992.

Keunggulan tipisnya 49,5 persen berbanding 49,3 persen atas Trump membuat suami Jill Biden tersebut berhak atas 16 electoral votes.

Baca Juga: Dipastikan Jadi Pemenang Pilpres AS 2020, Ternyata Joe Biden Berusaha Kubur Tragedi Keluarganya, Ini Rekam Jejak Mantan Wakil Barack Obama

Barack Obama dan Joe Biden
Celebrity Insider

Barack Obama dan Joe Biden

Orang Demokrat terakhir yang berjaya di Georgia adalah Bill Clinton pada pilpres AS 1992.

Berpasangan dengan Al Gore, presiden ke-42 AS tersebut mengungguli pasangan George HW Bush-Dan Quayle.

Di akhir pertarungan Clinton menang telak dengan 370 electoral votes berbanding 168 milik Bush.

Baca Juga: Buruan Pantau Saldo ATM, Subsidi Gaji Rp 1,2 Juta Sudah Ditransfer, Tapi 5 Rekening Ini Bikin Gagal Terima BLT BPJS

3. Arizona membiru lagi sejak 1996

Phoenix New Times melaporkan, Biden juga membawa Demokrat menang di Arizona untuk pertama kalinya sejak 1996.

Dengan 1.626.953 suara, Biden mengungguli Trump 49,6 persen berbanding 48,9 persen suara dan berhak menggamit 11 electoral votes.

Kemenangan di Arizona ini mengulang memori indah Demokrat di negara bagian tersebut, saat Bill Clinton-Al Gore mencengkeramnya untuk memenangi pemilu Ameika 1996.

Keduanya kembali menang telak dengan total 379 electoral votes, kali ini melawan pasangan Bob Dole-Jack Kemp dari Republik.

Baca Juga: Disebut Bakal Dituntut Habib Rizieq Karena Sebut Overstay di Arab Saudi, Duta Besar RI Ungkap Alasan Tak Prioritaskan Kasus Imam Besar FPI

Joe Biden dan Donald Trump
AFP

Joe Biden dan Donald Trump

4. Usia tertua

Saat dilantik pada 20 Januari 2021 Biden akan berusia 78 tahun dan menjadi presiden tertua AS sepanjang sejarah.

Menariknya, pria kelahiran 20 November 1942 itu bakal memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang lawannya saat ini, Donald Trump.

Trump berusia 70 tahun saat ia dilantik sebagai presiden AS di Gedung Capitol, Washington. Sementara itu, ekonom senior Indef, Faisal Basri menilai Indonesia akan diuntungkan jika Donald Trump kembali terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat.

Sebaliknya, jika Joe Biden yang terpilih, lanjut dia, Indonesia akan terkena dampaknya.

Baca Juga: Berjumpa Suku Primitif di Belantara Papua, Misi Kopassus Sukses Guncangkan Dunia, Temukan Potongan Kaki Anak Raja Minyak Amerika

“Saya enggak suka nih jawabannya, kalau Donald Trump menang itu lebih menguntungkan buat Indonesia,” ujar Faisal dalam webinar, Rabu (4/11/2020).

Joe Biden diusung oleh Partai Demokrat. Sedangkan Trump diusung oleh Partai Republik.

Menurut dia, kebijakan Joe Biden dalam urusan bilateral akan lebih rumit ketimbang Trump.

“Jadi (Partai) Demokrat itu kalau mau ngasih banyak banget syaratnya, human rights-lah, itu lah.

Baca Juga: Selain Keroyok Prajurit Intel TNI, Anggota Klub Moge Disebut Main Hakim Sendiri di Jalan, Barang Ini Jadi Buktinya

Kalau partai Republik ini kerjanya (memberikan) stimulus, cetak uang, sehingga dollar AS turun, merosot, rupiah-nya menguat tanpa kita usaha,” kata Faisal.

Selain itu, Faisal memperkirakan karakteristik presiden yang diusung Partai Demokrat akan menekan defisit dan menaikkan pajak bagi orang kaya di Amerika Serikat.

Baca Juga: Masih Ada 3 Juta Kuota BLT UMKM, Cukup Siapkan NIK KTP dan Dokumen Ini, Istri PNS TNI dan Polri Boleh Ikut Daftar

Dengan begitu, ekonomi negeri Paman Sam itu akan lebih kuat lagi.

“Artinya strength dollar AS karena defisitnya turun. Nah akibatnya rupiahnya melemah.

Jadi faktor eksternalnya yang bersifat heksogen itu dari AS very unfortunate,” ungkapnya.

Baca Juga: Vaksinasi Dimulai November 2020, BPOM Malah Belum Keluarkan Izin Edar Vaksin Covid-19 di Indonesia, Ini Alasannya

Debat antara Donald Trump dan Joe Biden
AFP

Debat antara Donald Trump dan Joe Biden

Fakta menarik lainnya, lanjut Faisal, jika presiden AS berasal dari Partai Demokrat, maka ekonomi Indonesia akan terganggu.

Hal tersebut pernah terjadi di saat tahun 1998 lalu.

Baca Juga: Hukumannya Disunat Jadi 2 Tahun Penjara, Koleksi Barang Mewah Bupati Tercantik Indonesia Dilelang KPK, Berikut Daftarnya

“Inget enggak pas Pak Soeharto jatuh? itu kan Presidennya Partai Demokrat. Nah kalau republik yang penting bisnis, perusahaan minyaknya diminta dikasih fasilitas, Freeportnya jangan diganggu, yang gitu-gitu dan GSP dikasih,” ujarnya.

Baca Juga: Soroti Banyak Salah Ketik di UU Cipta Kerja yang Terlanjur Diteken Presiden, Mantan Pengacara Jokowi Sebut Omnibus Law Bisa Dibatalkan MK

(VOA Indonesia/Kompas.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest