Fotokita.net - Gagal laporkan Najwa Shihab ke polisi dan Dewan Pers, begini sosok Ketua Relawan Jokowi yang pernah nyaleg lewat Partai Nasdem.
Ketua Umum Relawan Jokowi Bersatu, Silvia Devi Soembarto hendak melaporkan jurnalis sekaligus presenter, Najwa Shihab ke Polda Metro Jaya, Selasa (6/10/2020).
Rencana pelaporan tersebut terkait acara "Mata Najwa" edisi "Menanti Terawan". Namun, laporan tersebut ditolak Kepolisian lantaran ranah Dewan Pers.
"Saya melaporkan Najwa Shihab atas wawancara kursi kosong," ujar Silvia saat dikonfirmasi, Selasa.
Menurut Silvia, wawancara Najwa dengan kursi kosong itu dianggap merendahkan Presiden Joko Widodo melalui orang yang membantunya.
"Menteri Terawan adalah representatif daripada Presiden RI. Perlakuan Najwa Sihab di televisi yang ditonton 269 juta jiwa penduduk Indonesia sangat tidak mendidik," katanya.
Anggota Dewan Pers Ahmad Jauhar menilai tidak ada pelanggaran pasal Kode Etik Jurnalistik (KEJ) dalam video 'Mata Najwa' edisi 'Menanti Terawan'.
Hal itu ia katakan terkait pelaporan terhadap jurnalis sekaligus presenter 'Mata Najwa' Najwa Shihab oleh relawan Jokowi ke Polda Metro Jaya, Selasa (6/10/2020).
Namun laporan itu ditolak Kepolisian karena dianggap menjadi ranah Dewan Pers. "Pasal mana dari KEJ yang dilanggar?," kata Ahmad, Rabu (7/10/2020).
Ahmad menuturkan, tidak tepat jika nantinya relawan Jokowi melaporan video 'Mata Najwa' edisi 'Menanti Terawan' ke Dewan Pers.
Menurut dia, seharusnya, laporan itu ditangani oleh Komisi Penyiaram Indonesia ( KPI).
"Karena itu produk talkshow lebih tepat dibawa ke Komisi Penyiaran Indonesia. Kalau produk pemberitaan atau jurnalistik, barulah diadukan ke Dewan Pers," ujar dia.
Nama Silvia Devi Soembarto, Ketua Umum Relawan Jokowi Bersatu mendadak jadi sorotan.
Tak lain setelah aksinya melaporkan jurnalis Najwa Shihab ke Polda Metro Jaya, Selasa (6/10/2020) kemarin.
Silvia melaporkan Najwa karena dianggap merendahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara 'Mata Najwa' edisi 'Menanti Terawan'.
Diketahui, dalam acara Mata Najwa, putri dai kondang Quraish Shihab itu mewawancarai kursi kosong yang seolah-olah ia anggap sebagai Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto.
Lantas, siapakah sosok Silvia Devi Soembartosebenarnya?
Dari penelusuran Tribunnews.com lewat akun LinkedIn, Silvia Devi Soembarto menuliskan biodata 'Lawyer with Pride & Dignity' atau 'Pengacara dengan harga diri dan bermartabat.'
Silvia Devi Soembarto menuliskan tiga profesi utamanya, yaitu pengacara, Ketua Umum Relawan Jokowi Bersatu (RJB), dan Direktur LBH RJB Indonesia.
Masih dari akun LinkedIn, Silvia Devi Soembartomenulis pengalaman sebagai pengacara di LBH RJB mulai 2018 hingga sekarang.
Sementara di kolom pendidikan, Silvia Devi Soembartomenyelesaikan kuliah S1 Sarjana Hukum di Universitas Bung Karno.

Silvia Devi Soembarto
Ia juga pernah mengikuti pendidikan profesi advokat dari Peradi serta Wall Street English Indonesia.
Sementara itu, dari situs Relawan Jokowi Bersatu, rjbindonesia.online, Silvia Devi Soembartomenulis statusnya sebagai advokat publik.
Terkait jenjang pendidikannya, Silvia Devi Soembartomengaku masuk kuliah di Fakultas Hukum Universitas Bung Karno pada 2012.
Setelah lulus pada 2016, dia mengikuti Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) pada awal 2017.
Akhirnya pada 11 April 2019, Silvia Devi Soembartodilantik sebagai advokat.
Di dunia politik, Silvia Devi Soembartosempat mendaftar sebagai anggota Partai NasDem pada 2011.
Pada tahun yang sama, Silvia Devi Soembartomenjadi Ketua DPRt (Kelurahan).
Silvia Devi Soembarto mengaku, tidak pernah mengenal satu orang pun di Partai NasDem sebelumnya.
"Saya meniti karier benar-benar dari bawah sekali tanpa ada yang membantu atau jaringan kawan," katanya.
Pada 2012, Silvia Devi Soembartodiangkat menjadi ketua DPC serta wakil sekretaris Garda Wanita NasDem tingkat DKI Jakarta.
Karier Silvia di partai pimpinan Surya Paloh terus merangkak naik.
Ia didapuk menjadi Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jakarta Pusat lalu menjadi Wakil Sekretaris OKK Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem DKI Jakarta.
Pada Pileg 2014, Silvia Devi Soembartomencoba peruntungan dengan menjadi caleg Partai NasDem untuk DPRD DKI Jakarta.
Tak berhenti sampai di situ, Silvia Devi Soembarto mengaku mendapat tawaran dari Diaz Hendropriyono untuk bergabung ke Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
Masih dari situs RJB, Silvia Devi Soembartomengisahkan saat terpiih sebagai Ketua Umum RJB.
Sebelum pemilihan, para calon dipersilakan untuk pidato dan bercerita tentang visi dan misi.
Saat itu, Silvia Devi Soembarto menceritakan pencapaiannya. Akhirnya 67 orang memilih wanita yang mengaku fasih berbahasa Inggris dan Jerman ini.
Laporan Ditolak Polda Metro Jaya
Sebelumnya, Silvia Devi Soembartomelaporkan Najwa Shihab ke Polda Metro Jaya.
Namun, laporan itu ditolak oleh kepolisian karena dinilai menjadi ranah Dewan Pers.
"Saya melaporkan Najwa Shihab atas wawancara kursi kosong," ujar Silvia saat dikonfirmasi, Selasa.
Menurut Silvia, wawancara Najwa dengan kursi kosong itu dianggap merendahkan Presiden Joko Widodo melalui orang yang membantunya.
"Menteri Terawan adalah representatif daripada Presiden RI."
"Perlakuan Najwa Sihab di televisi yang ditonton 269 juta jiwa penduduk Indonesia sangat tidak mendidik," kata dia.
Silvia menuduh Najwa Shihab melakukan cyber bulliying atau perundungan melalui teknologi.
"Itu menyangkut cyber bulliying di mana narasumber tidak hadir itu hak narasumber."
"Tidak ada kewajiban untuk Menteri Terawan hadir untuk memberikan statement," kata dia.
Silvia membawa barang bukti berupa video tayangan wawancara kursi kosong dan jadwal tugas Menteri Terawan pada hari yang sama.
Namun, saat ditanya soal nomor laporan, ia mengakui belum ada alias ditolak Kepolisian.
Ia diminta untuk berkonsultasi ke Dewan Pers.
"(Nomor LP) Belum. Karena dari SPKT kami dipindahkan ke (Direktorat) Siber, terus kami diarahkan konsultasi ke Dewan Pers."
"Jadi harus sesuai dengan Undang-undang tentang Pers," ucap dia.
Walau laporan tersebut ditolak kepolisian, sampai saat ini Dewan Pers juga belum menerima laporan terkait apa yang telah dilakukan Najwa dalam video tersebut.
(Tribunnews.com/Sri Juliati, Kompas.com/Sania Mashabi)