Follow Us

youtube_channeltwitter

Sebut Presiden Buta Huruf Pada Isu Lingkungan, Rocky Gerung Sindir Reaksi Pemerintah Terhadap PSBB Jakarta: Rencana Pemindahan Ibu Kota Itu Covid

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Kamis, 17 September 2020 | 08:31
Pengamat politik Rocky Gerung
Tribun Manado

Pengamat politik Rocky Gerung

Studi mengenai itu masih berlagsung. Akan tetapi, secara implisit, sambung Rocky, kita bisa katakan bahwa covid itu adalah antibodi bumi untuk menghalangi virus yang bernama antroposentrisme. Lebih simpel disebutnya, covid adalah cara bumi nir-eksploitasi berlebih dari manusia.

Ini akan menimbulkan teori ekonomi baru. Kita benci sama covid padahal itu cara bumi untuk menahan eksploitasi manusia.

Baca Juga: China Makin Terpojok, Ilmuwannya yang Kabur ke Amerika Sebut Punya Bukti Virus Corona Dibuat di Laboratorium Wuhan: Itu Hanya Kedok

Sebab kita tahu bahwa covid itu berpindah dari sarangnya yang tidak berbahaya masuk kepada manusia dan bersarang yang menakibatkan paru-parunya rusak.

"Tetapi kita tidak berpikir bahwa paru-paru manusia rusak itu setara dengan paru-paru dunia yang rusak, yaitu Kalimantan," katanya.

Rocky juga menyindir pemerintah yang bereaksi dengan melakukan lockdown seperti terhadap pusat-pusat bisnis di Jakarta. Tapi kenapa tidak mau lockdown Kalimantan. "Padahal rencana pemindahan ibu kota itu adalah covid."

Baca Juga: Selain Menko Airlangga Hartarto, 2 Menteri Jokowi Ini Ikut Salahkan Anies Baswedan Usai Pengumuman PSBB Total di Jakarta

Ketidaktahuan dalam menganalisa membuat kita ragu apa yang akan dilakukan terhadap lingkungan. Malik Usman sebelumnya sudah menerangkan tentang sejarah perkembangan pemikiran environmental ethics, environmental globalization. Lebih penting yang harus dipikirkan, kata Rocky adalah bahwa telah terjadi mutasi dari nature menjadi post-nature.

"Hidup kita hari ini sebenarnya bukan hidup berdasar nature karena di dalam kita berhubungan dengan teknologi," sebutnya.

Yang kita lakukan sekarang adalah menggunakan teknologi zoom yang tidak mungkin lagi dilepaskan dari hidup kita. Jadi, hidup kita tidak lagi natural melainkan post-natural. Sekarang kita mencoba bikin dialektik, bagaimana hubungan kia dengan mesin. Apakah kita akan memusuhi mesin atau mesin yang akan memusuhi kita. Itu juga pertanyaan etik lingkungan.

Baca Juga: Digadang-gadang Bisa Selesaikan Krisis Corona, Relawan yang Disuntik Vaksin Buatan China Malah Positif Covid-19

Mengapa begitu? Menurut Rocky, karena kecepatan komputer untuk memahami problem telah mendahului ketakutan terhadap komputer atau robot.

Editor : Fotokita





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

x