Follow Us

Ahok Sebut Pejabat Tinggi BUMN Titipan Kementerian, Inilah Sosok Komisaris di Pertamina: Ada Jenderal Polisi, Pejabat Hingga Relawan Jokowi

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Rabu, 16 September 2020 | 17:09
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok atau BTP saat berinteraksi dengan warga DKI Jakarta.
Instagram.com/Soakti13

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok atau BTP saat berinteraksi dengan warga DKI Jakarta.

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengusulkan agar Kementerian BUMN dibubarkan saja.

Menurut dia, banyak tata kelola perusahaan negara selama ini tidak efisien.

Pria yang kini akrab disapa BTP ini menuturkan, tata kelola yang buruk ini juga dirasakannya langsung setelah masuk dalam lingkaran BUMN, atau setelah ditunjuk menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).

Dia mengusulkan, ratusan BUMN yang ada saat ini lebih baik dikelola dengan benar-benar profesional dan jauh dari kepentingan politis. Indonesia bisa meniru apa yang dilakukan pemerintah Singapura dengan membentuk Temasek.

"Harusnya Kementerian BUMN dibubarkan. Kita membangun semacam Temasek, semacam Indonesia Incorporation," ucap Ahok seperti dikutip dari tayangan yang diunggah akun Youtube POIN seperti dilihat pada Rabu (16/9/2020).

Baca Juga: Ahok Usul Bubarkan Kementerian BUMN Karena Alasan Ini, Anak Buah Prabowo Langsung Minta Jokowi Copot Komut Pertamina: Bikin Gaduh!

Dia mencontohkan, di Pertamina saja, jabatan direksi maupun komisaris sangat kental dengan lobi-lobi politis dan bagi-bagi jabatan.

"Dia ganti direktur pun bisa tanpa kasih tahu saya, saya sempat marah-marah juga, jadi direksi-direksi semua mainnya lobinya ke menteri karena yang menentukan menteri. Komisaris pun rata-rata titipan kementerian-kementerian," kata Ahok.

Ahok mengklaim, dirinya juga tak hanya duduk manis saja dengan jabatan Komut Pertamina. Dia merasa terpanggil untuk melakukan perbaikan.

Baca Juga: Ahok Mulai Umbar Emosi ke Direksi Pertamina, Mantan Menteri BUMN Ternyata Sudah Ingatkan Posisi Suami Puput Nastiti: Harmonis Kata Kuncinya

Salah satunya mengusulkan jabatan lewat lelang terbuka.

Menurut Ahok, Indonesia membutuhkan lebih banyak pekerja yang bekerja secara jujur untuk disebar di perusahaan-perusahaan BUMN seperti Pertamina.

"Yang utama adalah jujur karena kejujuran dan loyalitas itu tidak ada sekolahnya. Kalau kamu punya itu, kamu sampai tua pun tidak mungkin suci.

Kita berdoalah supaya di Indonesia itu ladangnya bisa siap untuk benih-benih baik ditaburkan," tutur Ahok.

Baca Juga: Bikin Ngakak, Gaya Kocak Pria Berseragam Indomaret Sapa Pendaki di Gunung Gede, Ternyata Ada Kisah Mengejutkan di Baliknya

Gaji besar di Pertamina

Banyak praktik tata kelola Pertamina yang menurutnya sangat tidak efisien. Mantan Bupati Belitung Timur ini menyinggung soal gaji di Pertamina yang menurutnya tidak masuk akal dalam pengelolaan perusahaan.

Dia mendapati, seorang pejabat Pertamina masih menerima fasilitas gaji besar meskipun jelas-jelas sudah dicopot dari jabatannya.

Baca Juga: China Makin Terpojok, Ilmuwannya yang Kabur ke Amerika Sebut Punya Bukti Virus Corona Dibuat di Laboratorium Wuhan: Itu Hanya Kedok

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok atau BTP
Instagram/Soakti13

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok atau BTP

"Tapi, masa (jabatan) dicopot gaji masih sama. Alasannya karena orang lama. Ya harusnya gaji mengikuti jabatan anda kan.

Mereka bikin gaji pokok gede semua. Jadi bayangin gaji sekian tahun gaji pokok bisa Rp 75 juta. Dicopot, gak ada kerjaan pun dibayar segitu. Gila aja nih," tukas Ahok.

Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, menyebut posisi petinggi BUMN sangat kental dengan lobi-lobi politik.

Dia bahkan mengusulkan Kementerian BUMN dibubarkan saja. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga terang-terangan menyebut posisi komisaris di perusahaan BUMN rata-rata adalah titipan dari kementerian.

"Jadi direksi-direksi semua mainnya lobinya ke menteri karena yang menentukan menteri. Komisaris pun rata-rata titipan kementerian-kementerian," kata Ahok seperti dikutip dari tayangan yang diunggah akun Youtube POIN dilihat pada Rabu (16/9/2020).

Lalu bagagaimana dengan pejabat komisaris di Pertamina sendiri?

Selain Ahok, berikut ini profil para komisaris Pertamina seperti dikutip dari laman resmi Pertamina.

1. Ego Syahrial (Kementerian ESDM)

Ego Syahrial merupakan pejabat eselon di Kementerian ESDM. Saat ini Ego menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM.

Sebelumnya, lulusan Teknik Perminyakan Universitas Trisakti ini pernah diplot sebagai Kepala Badan Geologi, lalu Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama ESDM.

Baca Juga: Meninggal Dunia Karena Covid-19, Begini Sepak Terjang Sekda DKI Jakarta Saefullah Hingga Lebih Kaya dari Sang Gubernur

Jabatan eselon I lainnya yang pernah didudukinya di kementerian urusan energi tersebut yakni Direktur Jenderal Minyak dan Gas.

2. Budi Gunadi Sadikin (Kementerian BUMN)

Budi Gunadi Sadikin merupakan wajah lama di Kementerian BUMN. Kariernya lama malang melintang di perbankan. Dia adalah mantan Direktur Utama Bank Mandiri.

Wamen BUMN Budi Gunadi
Kompas.com

Wamen BUMN Budi Gunadi

Pria yang akrab disapa dengan BGS ini sudah dipercaya menduduki posisi strategis sejak era Menteri BUMN Rini Soemarno.

Beberapa posisi lain di perusahaan pelat merah yakni Dirut Inalum, lalu Staf Khusus Kementerian BUMN.

Di Kementerian BUMN, namanya tercatat sebagai Wakil Menteri BUMN yang dilantik sejak November 2019.

Baca Juga: Selain Syekh Ali Jaber, Berikut Daftar Kejadian Penyerangan Ulama, Ada yang Sampai Meninggal Dunia

3. Isa Rachmatarwata (Kementerian Keuangan)

Isa Rachmatarwata merupakan pejabat eselon I di Kementerian Keuangan. Jabatannya adalah Direktur Jenderal Kekayaan Negara sejak Juli 2017.

Isa merupakan lulusan Jurusan Matematika ITB. Memulai karirnya sebagai PNS di Kementerian Keuangan di Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan di bagian direktorat Dana Pensiun pada tahun 1991.

Pada tanggal 27 November 2013 dilantik menjadi Staf Ahli Menteri Keuangan bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar Modal.

4. Condro Kirono (Jenderal Polisi)

Nama Condro Kirono sudah tak asing lagi di Kepolisian. Condro Kirono merupakan perwira tinggi Polri lulusan Akpol pada tahun 1984, juga mengenyam pendidikan di PTIK, SESPIM, SESPATI, dan Lemhannas.

Dia pernah menjabat sebagai Kapolda Jawa Tengah pada tahun 2016. Jabatan lain di Polri yang pernah diembannya antara lain Kapolresta Tegal Polda Jateng (2002), Wadirlantas Polda Sumut (2003), Kapolrestabes Yogyakarta Polda DIY (2004), Dirlantas Polda Kalsel (2006), Dirlantas Polda Jatim (2007), Dirlantas Polda Metro Jaya (2008), Karobinops Sops Polri (2010), Kapolda Riau (2013), Kakorlantas Polri (2014).

Baca Juga: Ahmad Dhani Seret Bayar Gaji Karyawan? Tawa Maia Estianty Langsung Berhenti Usai Lihat Tagihan Belanja Irwan Mussry Buat 3 Anaknya: Pakai ATM Saya Aja

Sebelum ditetapkan menjabat sebagai Dewan Komisaris Pertamina, pada tanggal 8 November 2019, Condro Kirono sempat bertugas sebagai Analis Kebijakan Utama Baharkam Polri.

5. Alexander Lay (relawan Jokowi)

Alexander Lay tercatat merupakan salah satu relawan Jokowi.

Dia merupakan satu dari 10 pengacara pembela Joko Widodo-Jusuf Kalla pada sidang perkara perselisihan hasil pemilihan umum presiden dan wakil presiden di Mahkamah Konstitusi, di Pilpres 2014.

Pria kelahiran Ende, Flores, 21 September 1973 ini banyak berkecimpung di bidang hukum.

Dia pernah menjabat sebagai Dewan Pengawas dalam organisasi Transparency International Indonesia.

6. David Bingei (Independen)

David Bingei ditunjuk sebagai Komisaris PT Pertamina (Persero) sejak tanggal 17 April 2020.

Baca Juga: Menteri KKP Positif Corona Hingga Tulari 10 Pejabat Dinas Kelautan, Gubernur NTT Malah Tolak Rapid Test Karena Alasan Ini

Kariernya banyak berkecimpung di berbagai bidang transaksi keuangan perbankan dan pasar modal.

David pernah bekerja sebagai SVP-Head of Corporate Finance di Rabobank Internasional, Head of Debt Capital market di ABN AMRO Bank, dan Co-Head of Structured Finance di ABN AMRO Bank.

David memulai karir di bidang keuangan di Bank Niaga dan kemudian ke Bank Lippo tbk sebagai Corporate Banking Officer.

(Kompas.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Latest