Fotokita.net - Komisaris Utama PT Pertamina(Persero) Basuki Tjahaja Purnama (BTP)atau Ahokmembeberkan isi rapat dengan direksi yang menyangkut soal kilang minyak.
Ahok mengatakan, dalam rapat tersebut dirinya sedikit terpancing emosinya.Alasannya, pembahasan investor yang sudah membuka keran kerja sama justru tidak ditindak lanjuti direksi.
Lalu, jika sudah ada investor yang menawarkan lantas ditolak direksi.
Hal itu disampaikan Ahokdalam cuplikan video yang diunggah oleh channel YouTube POIN, Senin (14/8/2020).
"Saya nanti mau rapat penting soal kilang. Berapa investor yang sudah nawarin untuk kerja sama kalian diemin. Sudah ditawarin kenapa nolak. Terus kenapa kerja seperti ini. Saya lagi mau audit ini," kata Ahok.
Dalan rapat tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengaku terpancing emosinya.
Ahok menduga, dirinya sengaja dipancing emosinya untuk menciptakan suasana tidak harmonis di perusahaan pelat merah tersebut.
Sehingga, bisa dilaporkan kepada Presiden Jokowi(Jokowi).
"Saya sempat emosi juga kemarin. Mereka mau mancing saya emosi, nanti saya emosi laporin ke presiden apa 'Ahok menggangu keharmonisan'," kata Ahok.
Soroti Pergantian Direktur Pertamina
Komisaris Utama PT Pertamina(Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahokmengaku sempat jengkel terhadap para direksi di perusahaan minyak itu.
Pasalnya,Ahokmendapati pergantian direktur tanpa memberikan sepengetahuan dirinya secara langsung.

:quality(100)/photo/2019/12/22/2498414540.jpg)
Jokowi dan Ahok.
Ia menilai, bahkan beberapa direksi Pertaminaada yang bermain aman dengan melobi menteri.
Hal itu disampaikan Ahokdalam cuplikan video yang diunggah oleh channel YouTube POIN pada Senin (14/8/2020).
Baca Juga: Disebut Yang Mulia, Donald Trump Bangga Kim Jong Un Bocorkan Cara Eksekusi Pamannya Sendiri
"Ganti direktur pun bisa tanpa kasih tahu saya. Saya sempat marah-marah juga. Jadi direksi-direksi semua mainnya, lobinya ke menteri," kata Ahok.
Bahkan, ia menyebut jika para komisaris di BUMN sebagian adalah titipan dari para Kementerian.
"Komisaris pun rata-rata titipan dari kementerian-kementerian," tambahnya.
Pertemuan Ahok dan Jokowi
Demi menghalangi langkah tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengaku punya cara agar hal tersebut tidak terulang yakni dengan memangkas birokrasi diPertamina.
Menurut Ahok, dengan begitu setiap insanPertaminadapat memiliki kesempatan yang sama untuk menduduki jabatan Senior Vice President (SVP).
"Saya potong jalur birokrasi mereka.Pertaminaitu mau naik pangkat itu meski pakaiPertaminarefund level," ucap Ahok.
"Jadi orang meski kerja sampe SVP itu sampai 20 tahuan ke atas. Saya potong sekarang. Semua mesti lelang terbuka," tegasnya.
Beredar foto Basuki Tjahaja Purnama atau lebih dikenal Ahok memakai baju petugas SPBU Pertamina di media sosial Instagram.
Dahlan Iskan, Mantan Menteri BUMN, tak meragukan kemampuan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, pada jabatan Komisaris Utama Pertamina.
Dahlan yakin mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan mampu menjalankan tugasnya dengan baik pada perusahaan plat merah milik pemerintah itu.
Dahlan Iskan menyebutkan, dirinya tidak pernah sedikit pun meragukan kemampuan Ahok.
"Menjadi dirut pun BTP (Ahok) mampu. Saya tidak pernah meragukan kemampuan BTP," ujar Dahlan di laman pribadinya yang dikutip Kompas.com.
Dahlan menjelaskan, tugas komisaris utama itu tak seberat menjadi tugas direktur utama.
Kendati begitu, Dahlan Iskantetap meyakini, jika menjadi Direktur Utama Pertamina pun Ahok akan mampu menjalankan tugas itu dengan baik.
"Tugas Komisaris Utama itu tidak seberat Direktur Utama. Pekerjaan Komisaris Utama adalah pengawas. Mengawasi direksi."
Ahok itu punya tugas mengawasi, bukan menjalankan. Tapi kalau dipercayakan untuk menjalankan, Ahok itu mampu," kata Dahlan Iskan.
Menurut Dahlan, kinerja komisaris utama susah untuk dinilai.
Biasanya, kinerja komisaris utama bisa dilihat dari hubungannya dengan para dewan direksinya.
"Harmonis adalah kata kuncinya. Komisaris dan direksi harus harmonis."
Harmonis itu paling penting, agar perusahaan cepat mengambil keputusan. Ya atau tidak. Atau ditunda. Tapi ada keputusan," kata Dahlan Iskan.
Beberapa waktu lalu, Menteri BUMN, Erick Thohir mengumumkan bahwa dirinya telah menunjuk Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Penunjukkan Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina kala itu, terjadi di tengah penolakan sejumlah pihak.
Alasan penolakan itu, karena Ahok yang pernah mengemban tugas sebagai Gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi yang kini menjadi Presiden itu, pernah berstatus narapidana.
Akan tetapi saat ini, Ahok merupakan kader PDI-P dan mengemban jabatan sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Diharapkan hadirnya Ahok di Pertamina mampu membawa lembaga itu menjadi perusahaan minyak kelas dunia, atau setidaknya menjadi yang terbaik di Asia Tenggara.
Perusahaan Minyak Kelas Dunia
Sementara itu, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meyakini mampu membawa PT Pertamina (Persero) menjadi perusahaan minyak kelas dunia.
"Saya yakin dengan kekompakan dan kerja sama, serta ridho Tuhan, bisa membawa Pertamina menjadi perusahaan kelas dunia" tulis Ahok di akun Twitter pribadinya, @basuki_btp.
"Tantangan ke depan pasti banyak, tapi tantangan ini adalah peluang & menjadi pengingat bahwa kita perlu bekerja sama dengan baik."
Ahok menjelaskan, ke depannya tantangan Pertamina semakin besar. Kendati begitu, dengan kekompakan bisa membawa perusahaan berbicara banyak di dunia internasional.
"Tapi tantangan ini adalah peluang & menjadi pengingat bahwa kita perlu bekerja sama dengan baik," kata Ahok.
Sebelum mengungkap komitmen dan pandangannya tersebut, pemerintah menunjuk Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina, menggantikan Tanri Abeng.
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) juga mengharapkan agar Ahok di Pertamina dapat melakukan pengawasan secara lebih baik.
Peran pengawasan tersebut sungguh diharapkan, agar rantai bisnis dari hulu hingga hilir efisien.
Selain itu turut berkontribusi untuk menekan defisit minyak dan gas.
"Yang menjadi perhatian pemerintah adalah menekan defisit migas secara gradual. Itu harus menjadi perhatian bagi Ahok."
"Untuk itu, harus diperhatikan sisi hulu dan hilir," ujar peneliti Indef, Abra Talattov.
Abra Talattov juga menyebutkan, tugas komisaris memang bukan di operasional perusahaan, tetapi melakukan pengawasan terhadap direksi dan mengevaluasi program kerja.
Namun, setidaknya Ahok diharapkan dapat memberikan arahan agar program pemerintah tercapai.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai, penunjukan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) merupakan langkah yang tepat.
Sebab, menurut dia, Pertamina merupakan salah satu BUMN yang banyak mengalami masalah.
"Pak Ahok itu akan sangat bagus mengawasi Pertamina karena Pertamina sumber kekacauan paling banyak itu. Biar saja di situ," ujar Luhut di kantornya.
Luhut menambahkan, sejumlah pihak menolak Ahok karena mereka takut. Sebab, Ahok dikenal sebagai sosok yang tegas jika melihat ada kecurangan.
(Tribunnews.com/Daryono/Chaerul Umam/Kontan/Ridwan Nanda Mulyana/Kompas.com)