Selama itu memang isu agama dan SARA di akar rumput ramai dibincangkan.
Ada yang bilang mengapa mesti yang minoritas pimpin mayoritas," ujar Ahmad seperti dikutip dari Kompas.com, Rabu (19/8/2020).
Ahmad mengatakan, salah satu yang membuatnya yakin untuk maju adalah dukungan dari kelompok basis gereja (KBG).
Sekitar 7 kelompok doa di Dusun Purang Mese, Compang Ndejing, kompak dan komitmen mengusulkan dirinya maju sebagai calon kepala desa.
"Saya jadi termotivasi untuk maju. Saya pun meminta kepada panitia untuk meminta persyaratan. Setelah itu saya lengkapi berkas dan daftar," kata Ahmad.
Ahmad menuturkan, dalam perjalanan sebelum pemilihan, isu SARA dan agama begitu terasa di lingkungan masyarakat.
Tetapi berkat komunitas doa dan pastor paroki, isu negatif itu mampu dipatahkan. Pastor selalu menyampaikan bahwa agama bukan menjadi sebuah hambatan bagi seseorang untuk menjadi pemimpin.
Ahmad mengatakan, para pastor menjelaskan kepada umatnya bahwa pemimpin itu dinilai dari karakternya, bukan latar belakang agamanya.
Sikap para pastor itu membuat Ahmad terus semangat dan optimistis memenangkan pemilihan.
Toleransi mengalahkan isu SARA