Follow Us

Seenak Jidat Masuk ke Wilayah Indonesia, Prajurit Kopaska TNI AL Terobos Pertahanan Kapal Perang Malaysia, Tanpa Kokang Senjata Musuh Kabur Terbirit-birit

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Kamis, 13 Agustus 2020 | 09:14
Kopaska
Tribun Jambi-Kopaska AL

Kopaska

Fotokita.net - Tahun 2005 hubungan dua negara yang saling bertetangga dekat, Indonesia dan Malaysia, sempat mengalami ketegangan. Maklum, Indonesia merasa tersinggung dengan klaim Malaysia di wilayah Ambalat.

Wilayah Ambalat telah lama menjadi wilayah sengketa Indonesia dan Malaysia, dua negara serumpun yang bertetangga. Blok laut seluas 15.235 kilometer persegi yang terletak di Selat Makassar itu menyimpan potensi kekayaan laut yang luar biasa, terutama minyak.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, ada satu titik tambang di Ambalat yang menyimpan cadangan potensial 764 juta barel minyak dan 1,4 triliun kaki kubik gas.

Itu baru sebagian kecil, sebab Ambalat memiliki titik tambang tak kurang dari sembilan.

Kandungan minyak dan gas di sana disebut dapat dimanfaatkan hingga 30 tahun, yang menjadi suatu keuntungan besar bagi negara manapun yang menguasai Ambalat.

Baca Juga: Main Lego Jangkar di Laut Indonesia, Prajurit Kopaska Ini Bentak Komandan Kapal Perang Malaysia Hingga Langsung Lari Ketakutan

Sejak 1979 Malaysia sudah mengincar Ambalat, ketika negeri itu memasukkan Pulau Sipadan dan Ligitan yang berada di perairan Ambalat sebagai titik pengukuran zona ekonomi eksklusif mereka.

Dalam peta itu, Ambalat pun diklaim milik Malaysia, yang memancing protes dari Indonesia.

Baca Juga: Sepi dari Pemberitaan Media Asing, Ternyata Bank Dunia dan IMF Ramalkan Indonesia Jadi Salah Satu Raksasa Ekonomi Dunia dalam 4 Tahun ke Depan

Indonesia tegas menyatakan Ambalat sebagai bagian dari wilayahnya sebab dari segi historis, Ambalat merupakan wilayah Kesultanan Bulungan di Kalimantan Timur yang jelas masuk Indonesia.

Terlebih berdasarkan Konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa yang telah diratifikasi RI dan tercantum pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1984, Ambalat diakui dunia sebagai milik Indonesia.

Baca Juga: Hizbollah Matian-matian Bantah Tudingan, Ahli Dinamit Ini Bersikukuh Penyebab Ledakan Beirut Karena Misil Militer, Begini Bukti Kuatnya

TNI saat membaca peta wilayah Indonesia di Ambalat.
Kompas.com/Sukoco

TNI saat membaca peta wilayah Indonesia di Ambalat.

Meski demikian, kapal perang dan pesawat tempur Malaysia tetap sering wara-wiri di Ambalat. Pada 2005 bahkan sempat terjadi ketegangan serius di Ambalat. Saat itu Angkatan Laut RI dan Malaysia sama-sama dalam kondisi siap tempur.

Tetapi, berkat keandalan Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL, Indonesia mampu menghalau gangguan dari pihak Malaysia pada 2005.

Baca Juga: Ditunjuk Jadi Wakil Erick Thohir di Komite Penanganan Covid-19, Begini Sepak Terjang KSAD Jenderal Andika Perkasa, Pernah Tempur di Timor Timur

Pasukan Kopaska
Intisari

Pasukan Kopaska

Hal itulah yang membuat Kopaska turun tangan menghadapi gangguan tersebut.

Dalam buku Kopaska Spesialis Pertempuran Laut Khusus, Kopaska TNI AL yang dilansir Intisari, pihak Malaysia berusaha menganggu pembangunan mercusuar Karang Unarang.

Baca Juga: Istrinya Jadi Ketua DPR Hingga Punya Harta Rp 364 Miliar, Suami Puan Maharani Ternyata Bukan Sosok Sembarangan, Begini Caranya Cari Rezeki

Sejak dilakukan pembangunan mercusuar, pihak Malaysia terus-menerus memberikan ancaman.

Mereka memicu munculnya ombak besar melalui manuver kapal Marine Police dan TLDM.

Selain itu, mereka pun berani terjun ke lokasi pembangunan mercusuar.

Mereka secara tega menganiaya para pekerja di sana.

Baca Juga: Digadang-gadang Jadi Pengganti Jokowi di Pilpres 2024, Kini Sandiaga Uno Malah Makin Rajin Bikin Konten Youtube dan Podcast, Ada Apa?

Komando Pasukan Katak atau Kopaska TNI angkatan laut
http://batam.tribunnews.com

Komando Pasukan Katak atau Kopaska TNI angkatan laut

Suatu ketika, pada 1 April 2005, pihak Malaysia kembali menerjunkan kapal Marine Police dan TLDM.

Pagi itu, kedua kapal tersebut melempar jangkar tak jauh dari tempat Kopaska bertugas.

Kemudian, diturunkanlah kapal patroli TNI AL, KRI Todong Naga (819) untuk mengusir kedua kapal Malaysia.

Namun, usaha patroli tersebut sia-sia. Kemudian, komandan KRI Todung Naga pun meminta bantuan pada tim lainnya.

Baca Juga: Sandiaga Uno Banting Setir Jadi Youtuber, Prabowo Subianto Malah Sudah Ancang-ancang Maju Kembali di Pilpres 2024, Tapi Terganjal Restu 2 Kelompok Ini

Kopaska
Intisari

Kopaska

Mendengar permintaan rekannya, Serka Ismail bergegas meminta izin pada atasannya, komandan tim Kopaska, Lettu Berny.

Serka Ismail dibekali sebuah perahu karet, tetapi dilarang membawa senjata.

Larangan ini dibuat agar aksinya tak menimbulkan kekerasan dengan pihak Malaysia.

Serka Ismail, ditemani dua rekannya, Serda Muhadi dan Kelasi Satu Yuli Sungkono pun langsung beraksi.

Baca Juga: Jadi Wakil Erick Thohir di Komite Penanganan Covid-19, Jenderal Andika Perkasa Perintahkan Kawal Ketat Istri Prajurit TNI Ini

Serka Ismail mengemudikan perahu karet berkecepatan tinggi. Ia sengaja membuat pergerakan manuver zig-zag.

Kopaska
Kompas.com

Kopaska

Pergerakan ini berhasil mencuri perhatian anak buah kapal (ABK) kapal Malaysia.

Perahu karet yang dikemudikan Muhadi kembali melakukan pergerakan lebih lincah.

Sementara itu, Serka Ismail telah menjatuhkan tubuhnya dari sisi perahu yang tak terlihat. Ia berenang menuju kapal Malaysia.

Serka Ismail melompat ke atas geladak kapal Malaysia. Ia langsung mendobrak pintu samping kapal.

Seorang ABK pun sadar akan suara dobrakan pintu itu. Namun, ia justru ketakutan mendengar bentakan Serka Ismail yang menanyakan keberadaan komandan kapal.

Serka Ismail bahkan membentak ABK yang bersiap menembakkan meriam.

Tak lama, komandan kapal pun menghampiri Serka Ismail.

Baca Juga: Rela Ditembaki Teman Sendiri, Anggota Kopassus Ini Bongkar Markas Kendali Lawan Usai Sembunyikan Istri Panglima Perang Musuhnya

Ia dan ABK lainnya tak sadar atas kemunculan Serka Ismail yang tiba-tiba.

“Mengapa lego jangkar di sini dan sedang apa kamu di sini?” tegas Ismail pada komandan kapal.

Sang komandan kapal pun berkilah. Ia mengaku hanya mengikuti perintah.

“Baiklah kalau begitu, saya turun dari kapal ini, segera pergi dari wilayah ini. Kalau tidak, jangkar akan saya putuskan!” bentak Serka Ismail.

Komandan kapal Malaysia pun menurut. Setelah Serka Ismail kembali ke perahu karet, kapal Malaysia pun kabur.

Namun, kapal kedua justru masih berulah. Serka Ismail dan kedua rekannya kembali mengarah ke kapal tersebut.

Baca Juga: Sering Dianggap Punya Arti yang Sama, Ternyata Begini Perbedaan ASN dan PNS

Rupanya, para ABK telah bersiap, berjaga di setiap sudut, bahkan dilengkapi senjata.

Strategi sebelumnya pun sulit dilakukan lagi, tetapi personel Kopaska memikirkan cara lain.

Mereka sengaja mendekat ke jangkar kapal Malaysia.

Dari sudut ini, Serka Ismail percaya diri mengancam ABK kapal Malaysia, sambil menggoyangkan rantai jangkar kapal.

Ternyata, usaha ini pun berhasil, kapal itu akhirnya angkat jangkar menyusul kapal yang lebih dulu kabur.

Baca Juga: Disebut-sebut Bakal Kacaukan Pilpres Amerika, Negara Ini Langsung Terima Tawaran China Demi Lampiaskan Kebencian Pada Paman Sam

Pergerakan Serka Ismail ini membuat respek dan takjub.

Walaupun tanpa sejata, Serka Ismail mampu menaklukan lawan tanpa adanya pertumpahan darah. (Tribun Jabar/Widia Lestari/Ichsan)

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Serka Ismail, Anggota Kopaska Terobos Kapal Perang Malaysia, Lawan Pun Gentar Langsung Kocar-kacir

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Latest