Kubu 8 Maret berintikan dari Hezbollah, Partai Amal, dan Partai Gerakan Kebebasan Patriotik (MPM) yang dikenal pro-Iran dan Suriah.
Sidang Dewan Tinggi Pertahanan Lebanon yang dipimpin Presiden Aoun, Selasa malam lalu, telah membentuk komite penyidik. Dijadwalkan, komite penyidik harus menyampaikan hasil penyidikannya selambat-lambat lima hari dari waktu pembentukannya itu.
Di dekat lokasi ledakan, tim penyelamat dari Perancis, Rusia, Jerman, Italia, dan negara-negara lain mengoordinasikan upaya pencarian mereka atas kemungkinan korban-korban manusia yang belum diselamatkan.

Pemandangan yang menunjukkan kondisi Beirut, Lebanon, pada 5 Agustus 2020 setelah ledakan yang menghantam sehari sebelumnya (4/8/2020), menewaskan 100 orang dan melukai ribuan lainnya.
Empat mayat ditemukan di dekat ruang kendali pelabuhan pada Jumat. Mereka diperkirakan tengah berada dalam aktivitas pekerjaan mereka pada saat ledakan terjadi.
Program Pangan Dunia PBB (WFP) telah menjanjikan makanan untuk keluarga yang terkena dampak peristiwa itu.
Organisasi itu dilaporkan siap mengimpor gandum untuk menggantikan stok yang hilang akibat ledakan tersebut.
Pada hari Jumat, bantuan dari sejumlah negara tiba di Beirut. Bantuan itu, antara lain, datang dari Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, menyusul bantuan lainnya dari Perancis, Kuwait, Qatar, dan Rusia.
Badan kepolisian internasional (Interpol) mengatakan, pihaknya akan mengirim tim yang memiliki keahlian khusus dalam mengidentifikasi korban.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperhitungkan biaya senilai 15 juta dollar AS untuk menutupi kebutuhan kesehatan yang mendesak.
Diwartakan bahwa rumah sakit-rumah sakit di Lebanon kewalahan untuk menangani korban akibat ledakan. Tekanan atas pusat-pusat kesehatan di negara itu bertambah karena selama ini sudah harus menangani para pasien Covid-19.