Menteri Kesehatan Lebanon, Hamad Hasan mengumumkan bahwa 50 orang telah meninggal dan lebih dari 2.700-an orang terluka dalam ledakan di Beirut.
Sementara itu, Israel membantah ada hubungannya dengan ledakan.
Seorang pejabat Israel mengatakan kepada media: "Israel tidak ada hubungannya dengan ledakan di Beirut."
Menteri Dalam Negeri Lebanon, Brigadir Jenderal Mohamed Fahmy, selama kunjungannya ke Pelabuhan Beirut, didampingi oleh Perdana Menteri Hassan Diab, mengatakan: "Kita harus menunggu investigasi untuk mengetahui penyebab ledakan."

Detik-detik ledakan maha dahsyat di Beirut, Lebanon.
Fahmy menambahkan: "Informasi awal menunjukkan bahwa bahan-bahan yang sangat eksplosif, [yang] disita bertahun-tahun yang lalu dari sebuah kapal, meledak di bangsal No.12."
Jenderal Keamanan Umum Libanon, Abass Ibrahim setelah mengunjungi daerah ledakan mengatakan: "Ledakan itu jelas bukan depot kembang api, tetapi bahan peledak yang sangat eksplosif disimpan di sana.Penyelidikan sedang dilakukan."
Menanggapi hal itu, Israel tawarkan bantuan kemanusiaan kepada Lebanon.
Lucunya, Israel dan Lebanon secara teknis masih berperang seperti dikutip dari AFP, Rabu (5/8/2020).
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia telah menginstruksikan Dewan Keamanan Nasional Israel untuk mengontak utusan PBB Timur Tengah Nickolay Mladenov.