Follow Us

Ada 6 Negara Maju yang Masuk Jurang Resesi, Indonesia Malah Diprediksi Jadi Negara dengan Perekonomian Terbesar ke-5 di Dunia: Penanganan Covid-19 Akan Sangat Menentukan

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Senin, 03 Agustus 2020 | 20:51
Ilustrasi ekonomi
freepict.com

Ilustrasi ekonomi

Ekonomi Jerman mengalami kontraksi pada tingkat tertajam atau menembus rekor rekor pada kuartal kedua karena runtuhnya belanja konsumen, investasi perusahaan, dan ekspor selama puncak pandemi Covid-19.

Kondisi itu menghapus angka pertumbuhan ekonomi selama hampir 10 tahun.

Reuters memberitakan, kantor Statistik Federal mengatakan output domestik bruto di ekonomi terbesar Eropa itu menyusut 10,1% dalam basis kuartal-ke-kuartal dari April hingga Juni setelah revisi kontraksi 2,0% dalam tiga bulan pertama tahun ini.

Baca Juga: Diprediksi Bakal Jadi Wuhan Gegara Banyaknya Kasus Covid-19, Kini Surabaya Masuk Zona Hijau, Risma Bongkar Rahasianya

Penurunan ini merupakan yang paling curam sejak badan statistik mulai mengumpulkan data pertumbuhan triwulanan pada tahun 1970 dan lebih buruk dari kontraksi 9% yang diprediksi oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters.

"Sekarang sudah resmi, ini adalah resesi seabad," kata ekonom DekaBank Andreas Scheuerle.

2. Hong Kong

Setelah sebelumnya ekonomi Hong Kong mengalami kontraksi pertama kalinya dalam satu dekade tahun 2019 kemarin akibat protes anti pemerintah, Hong Kong mengalami kontraksi ekonomi lagi.

Baca Juga: Tinggal Selangkah Lagi Kabar Gembira Buat ASN Jadi Nyata, Gaji Ke-13 PNS Cair di Pertengahan Bulan Ini, Berikut Daftar Penerima dan Besarannya

Tahun 2019, selain akibat protes anti pemerintah yang disertai kekerasan, juga disebabkan tarif perdagangan antara Washington dan Beijing pada kuartal terakhir tahun lalu.

Melansir Reuters, ekonomi Hong Kong menyusut 0,4% yang disesuaikan secara musiman pada Oktober-Desember dari kuartal sebelumnya, versus kontraksi 3,0% yang direvisi pada Juli-September.

Secara tahunan, ekonomi menyusut 2,9%, dibandingkan dengan penurunan 2,8% yang direvisi pada kuartal ketiga.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Latest