Saat menjalankan strategi perang gerilya, Jenderal Sudirman harus ditandu dengan berpindah-pindah tempat dan keluar masuk hutan.
Menghilang dan menyerang dengan tiba-tiba. Bergerak, menyusup, kemudian muncul secara tiba-tiba. Jenderal Sudirman tidak bisa memimpin secara langsung pasukannya saat berperang karena kondisinya.
Ia memimpin lewat pemikiran dan motivasi untuk pasukannya.
Sakit TBC yang diderita Jenderal Sudirman semakin parah dan Jenderal Sudirman harus dirawat di rumah sakit.
Pada 29 Januari 1950, Jenderal Sudirman meninggal di Magelang pada usia 34 tahun. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta.
Pada tahun 1964, Pemerintah Indonesia menjadikan Jenderal Sudirman pahlawan nasional lewat Surat Keputusan (SK), 10 Desember 1964.

Rumah yang ditinggali Jenderal Sudirman saat di Pacitan.
Pertanyaan 1
Tuliskan kisah perjuangan Jenderal Soedirman ketika beliau harus bergerilya dalam perjuangannya!
Jawaban
Beberapa hari setelah Jenderal Soedirman keluar dari rumah sakit, yakni pada 19 Desember 1948, Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta.