Follow Us

Bak Kesabarannya Hilang, Anak Buah Jokowi Mati-matian Jaga Ekonomi 24 Jam, Presiden Malah Ancam Resuffle Kabinet Gegara Kerja Menteri Ini

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Minggu, 28 Juni 2020 | 21:40
Presiden Joko Widodo berkunjung ke Pasar Tradisional Kecamatan Rogojampi, di Banyuwangi, Kamis (25/6/2020).
Biro Pers Sekretariat Presiden

Presiden Joko Widodo berkunjung ke Pasar Tradisional Kecamatan Rogojampi, di Banyuwangi, Kamis (25/6/2020).

Fotokita.net - Indonesia sedang menghadapi tantangan besar berupa pandemi Covid-19.

Penyebaran pandemi yang menyerang aspek kesehatan ini memberikan efek domino ke aspek sosial, aspek ekonomi, serta keuangan.

Pemerintah, Bank Indonesia, serta otoritas terkait mengaku telah mati-matian dalam menggelontorkan beragam kebijakan untuk menjaga perekonomian, seperti melakukan pembatasan aktivitas, penggelontoran stimulus, serta menggodok rencana new normal.

Baca Juga: Tak Ada Angin Tiada Hujan, Deddy Corbuzier Tiba-tiba Buat Pengakuan Jujur di Depan Bos BNN, Pakai Narkoba yang Sama dengan Lucinta Luna

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani pun mengaku, usaha dalam menjaga perekonomian domestik ini menyita waktu, tenaga, dan pikirannya.

Ia mengungkapkan, walau ada kebijakan bekerja dari rumah atau work from home(WFH), malah membuatnya tak bersantai.

"Kerja 24 jam, tidak ada Sabtu, tidak ada Minggu, tidak ada libur. Nanti habis ini saya dengan Pak Perry juga harus rapat lagi," katanya, Sabtu (27/6) dalam acara Business Talk Series Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor (SB-IPB).

Baca Juga: Dulu Punya Prestasi Mentereng Hingga Fotonya Jadi Viral, Mantan Menteri Jokowi Ini Jadi Petani Sayur di Antara Hutan Beton Jakarta, Sebentar Lagi Duduki Posisi Bergengsi di Perusahaan Mutinasional

Gubernur BI Perry Warjiyo sependapat dengan orang nomor satu dalam otoritas fiskal tersebut.

Kata Perry, bahkan kebijakan WFH seolah tidak berlaku lagi, karena rapat yang dilakukan bahkan bisa di manapun dan kapanpun karena lewat daring.

"Rapat terus. Di mana-mana. Tidak ada home, tidak ada office. Dimana-mana," timpalnya yang disambut gelak tawa oleh Sri Mulyani.

Baca Juga: Jumlah Kasus Positif Covid-19 Jatim Lewati Jakarta, Nenek Pasien Corona di Gresik Cuma Alami Gejala Mulas, Tapi Nafsu Makannya Tinggi Setelah Diberi 6 Jenis Obat

Akan tetapi, Perry dan Sri Mulyani mengaku tetap semangat dalam menjalankan tugas mereka.

Apalagi, tugas yang diemban ini merupakan kunci bagi pertahanan dan pemulihan perekonomian Indonesia. "Pokoknya kami tetap semangat," tandas mereka.

Baca Juga: Kembali Kritik Kebijakan Jokowi yang Bikin Rugi Negara, Susi Pudjiastuti Ternyata Pernah Diledek Mantan Bosnya di Banyak Orang Gegara Dikit-dikit Nyebur ke Laut

Presiden Joko Widodo meluapkan kejengkelannya kepada para menteri dan anggota kabinet dalam menangani Covid-19 di Tanah Air.

Jokowi meluapkan kemarahannya dengan nada tinggi lantaran kinerja para menterinya dalam menangani Covid-19 tak membawa kemajuan.

Presiden meluapkan kejengkelannya itu saat membuka sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta pada 18 Juni 2020 silam.

Hal ini baru terungkap dalam video yang ditayangkan akun YouTube Sekretariat Presiden pada Minggu (28/6/2020).

Baca Juga: Jokowi Sudah Datangi Hingga Minta Turunkan Kasus Covid-19 dalam 2 Minggu, Jatim Malah Jadi Wilayah dengan Kasus Corona Tertinggi di Indonesia, Presiden: 'Enggak Bisa Surabaya Sendiri'

"Hanya gara-gara urusan peraturan, urusan peraturan. Ini (harus) extraordinary. Saya harus ngomong apa adanya. Enggak ada progres yang signifikan. Enggak ada," kata Jokowi.

Ia menilai, saat ini masih banyak para menteri yang bekerja biasa-biasa saja di masa krisis seperti sekarang.

Jokowi menyatakan hal itu terlihat dari banyaknya anggaran yang belum tercairkan. Ia juga menyebut banyak stimulus ekonomi yang belum tersalurkan ke masyarakat meskipun sudah ditunggu-tunggu.

"Jangan biarkan mereka mati dulu baru kita bantu, enggak ada artinya. Jangan sudah PHK gede-gedean duit serupiah pun belum masuk ke stimulus ekonomi kita," kata Presiden.

Baca Juga: Jokowi Tak Sabar Lagi Hingga Minta Turunkan Kasus Covid-19 di Jatim dalam 2 Minggu, Begini Respons Risma...

Presiden Joko Widodo rupanya pernah mengungkapkan kejengkelannya kepada para menteri dalam sidang kabinet di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/6/2020).

Pernyataan Jokowi dalam sidang kabinet pada 18 Juni 2020 itu terungkap dalam video yang ditayangkan akun YouTube Sekretariat Presiden pada hari ini, Minggu (28/6/2020).

Dalam video itu, Jokowi dengan nada tinggi menegur para menteri yang masih bersikap biasa saja di masa krisis seperti sekarang, baik itu akibat pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian.

"Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini apa enggak punya perasaan? Suasana ini krisis!" ujar Jokowi dengan nada tinggi.

Baca Juga: Kesabarannya Hampir Habis Lihat Jawa Timur Jadi Hotspot Baru, Presiden Jokowi Ultimatum Khofifah untuk Segera Turunkan Kasus dalam Waktu Singkat: 'Jangan Merasa Normal-normal Saja'

Ia pun menegur menterinya karena masih bekerja secara biasa di saat krisis seperti ini. Jokowi mencontohkan hal itu dengan menyampaikan banyaknya anggaran yang belum dicairkan.

Ia menyebutkan, anggaran kesehatan yang sudah dianggarkan sekitar Rp 75 triliun baru cair sebesar 1,53 persen.

Jokowi juga menyinggung penyaluran bantuan sosial yang masih belum optimal 100 persen di saat masyarakat menunggu bantuan tersebut.

Dengan nada tinggi, ia kembali mengingatkan para menteri bahwa mereka harus bekerja ekstra keras di masa krisis untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Lah kalau saya lihat Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara masih melihat ini sebagai masih normal, berbahaya sekali," kata Jokowi.

"Kerja masih biasa-biasa saja. Ini kerjanya memang harus ekstra luar biasa, extraordinary!" ujar Kepala Negara.

Baca Juga: Tak Puas dengan Penjelasan Jokowi, Susi Pudjiastuti Kembali Serang Pemerintah: Pendapatan Ekspor Benih Lobster Lebih Murah dari Peyek Udang

Jokowi pun meminta semua anggota kabinet memahami situasi krisis saat ini, dan memiliki kebersamaan dalam menghadapinya.

"Perasaan ini tolong sama. Kita harus sama perasaannya. Kalau ada yang berbeda satu saja, sudah berbahaya," kata Presiden.

Wacana perombakan kabinet atau reshuffle kembali menggema di tengah persiapan kenormalan baru atau new Normal.

Dalam video unggahan Sekretariat Presiden, Jokowi menyampaikan situasi krisis yang dihadapi Indonesia dan sejumlah negara akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Situasi tersebut harus dipahami oleh setiap menteri yang bekerja di bawahnya, sebab jika tidak presiden tidak segan untuk melakukan reshuffle.

Baca Juga: Sudah Kena Sindir Anak Sulung yang Sudah Lama Tak Ketemu, Ahok Tiba-tiba Marah Saat Tonton Konten Lawakan Komedian Kondang Ini: 'Berani-beraninya Ni Anak'

"Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ, ini engga punya perasaan? Suasana ini krisis!," ujar Jokowi dalam keterangan resmi, Minggu (28/6).

Memang Presiden Joko Widodo tidak menunjuk secara spesifik instansi atau institusi mana yang dia anggap tidak peduli dengan krisis akibat virus corona di Indonesia sehingga membuat dirinya jengkel dan mengancam reshuffle.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Latest