Berdasarkan kejadian awal, pesawat tempur tersebut jatuh karena kehilangan tenaga.
"Jadi pada saat final, menjelang mendarat, sekitar 2 kilometer dari ujung landasan dengan ketinggian kira-kira 200 feet, si penerbang melaporkan terjadi keanehan pada mesin pesawat," kata Fadjar saat konferensi pers di Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Senin sore.
Pilot pesawat Lettu Pnb Aprianto Ismail awalnya sempat mendengar suara aneh pada pesawat dan diikuti dengan warning life atau hidupnya lampu peringatan apabila terjadi gangguan pada pesawat.
Tak lama setelah itu, mesin pesawat kehilangan tenaga. Namun, komunikasi pilot saat itu masih normal.
Penerbang juga sempat melaporkan bahwa ia mengalami pesawat kehilangan tenaga karena terjadi kerusakan mesin.
"Dia juga menyampaikan akan melaksanakan ejection seat atau loncat dari pesawat. Syukur alhamdulillah, penerbang selamat," ucap Fadjar.
Sedangkan pesawat jatuh dan menimpa dua unit rumah hingga terjadi kebakaran. Namun tidak ada korban jiwa.
Seharga hampir setengah triliun rupiah
Pesawat Hawk 209 sendiri memiliki harga US$29 juta atau sekitar Rp412,4 miliar untuk setiap unitnya.