Follow Us

Biarpun Fisiknya Jauh Lebih Mungil, Siapa Sangka Pesawat Tempur Hawk TNI AU Pernah Bikin F-18 Hornet Australia Ngacir Gara-gara Kepergok 'Slonong Boy' ke Wilayah Indonesia, Hampir Saja Dilumpuhkan!

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Senin, 15 Juni 2020 | 11:14
Hawk TNI AU Vs F-18 Hornet Australia
Kolase Grid.ID

Hawk TNI AU Vs F-18 Hornet Australia

Hawk 209 menggunakan mesin Turbomeca Adour MK.871 yang mampu melaju dengan kecepatan maksimal 1481 kilometer per jam.

Baca Juga: Bikin Merinding! Koma Selama 2 Bulan dengan Fungsi Paru-paru Tinggal 10 Persen, Pasien Covid-19 Ini Berhasil Lolos dari Kematian: Berangsur Pulih dan Detak Jantungnya Kembali Normal

Dengan kekuatannya itu, Hawk TNI AU ini rupanya pernah memergoki ancaman musuh di wilayah perbatasan ruang udara saat konfrontasi di Timor Timur.

Australia sebagai sponsor utama agar Timor Timur lepas mengirim pasukan Interfet ke bumi Lorosae dengan dibawah bendera PBB.

Tapi pengiriman pasukan Interfet cenderung membuat masalah menjadi runyam karena bisa saja pasukan PBB itu bergesekan dengan prajurit TNI yang juga stand by tempur di Timor Timur.

Baca Juga: Sementara Arab Saudi Masih Galau, Indonesia Sudah Ambil Keputusan Batalkan Ibadah Haji Tahun Ini, Ternyata Negara-negara Ini Juga Pastikan Tak Kirim Jemaahnya ke Mekkah

Kemudian hal itu terjadi akan tetapi gesekan bukan di darat melainkan di udara.

Saat itu tanggal 16 September 1999, Lanud El Tari Kupang sebagai pangkalan udara depan yang berbatasan dengan wilayah udara Timor-Timur melaksanakan kegiatan seperti biasa.

Secara periodik para pilot tempur TNI AU melaksanakan patroli udara.

Patroli ini bisa disebut patroli tempur (Combat Air Patrol) lantaran Panglima Komando Operasi (Pangkoopsau) 2 memerintahkan tembak jatuh pesawat apapun yang melintasi wilayah udara Indonesia tanpa izin karena situasi 'panas' saat itu.

Unsur yang digunakan untuk patroli udara adalah A-4 Skyhawk, Hawk 109/209 dan F-16.

Baca Juga: Sempat Jadi Bahan Tarik Ulur, Pemerintah Akhirnya Umumkan Nasib Gaji ke-13 PNS, Catat Waktu dan Besarannya

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest