Hawk 209 menggunakan mesin Turbomeca Adour MK.871 yang mampu melaju dengan kecepatan maksimal 1481 kilometer per jam.
Dengan kekuatannya itu, Hawk TNI AU ini rupanya pernah memergoki ancaman musuh di wilayah perbatasan ruang udara saat konfrontasi di Timor Timur.
Australia sebagai sponsor utama agar Timor Timur lepas mengirim pasukan Interfet ke bumi Lorosae dengan dibawah bendera PBB.
Tapi pengiriman pasukan Interfet cenderung membuat masalah menjadi runyam karena bisa saja pasukan PBB itu bergesekan dengan prajurit TNI yang juga stand by tempur di Timor Timur.
Kemudian hal itu terjadi akan tetapi gesekan bukan di darat melainkan di udara.
Saat itu tanggal 16 September 1999, Lanud El Tari Kupang sebagai pangkalan udara depan yang berbatasan dengan wilayah udara Timor-Timur melaksanakan kegiatan seperti biasa.
Secara periodik para pilot tempur TNI AU melaksanakan patroli udara.
Patroli ini bisa disebut patroli tempur (Combat Air Patrol) lantaran Panglima Komando Operasi (Pangkoopsau) 2 memerintahkan tembak jatuh pesawat apapun yang melintasi wilayah udara Indonesia tanpa izin karena situasi 'panas' saat itu.
Unsur yang digunakan untuk patroli udara adalah A-4 Skyhawk, Hawk 109/209 dan F-16.