Fotokita.net - Tagihan listrikdi bengkel milik Teguh Wuryanto (56) menanjak tajam menjadi Rp 20.158.686.
Tagihan itu naik sebesar 20 kali lipat dari total tagihan yang dibayar di periode sebelum-sebelumnya.
Padahal, volume penggunaan alat di bengkel yang ada di Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, menurun sejak terjadi pandemi Covid-19.
Baca Juga: Viral, Foto Kereta Emas Belanda Bergambar Perbudakan di Indonesia, Ternyata Begini Penjelasannya
“Akhirnya harus dibayar, kalau tidak mau dibayar harus (melayangkan protes) ke Jakarta (kantor PLNPusat) mungkin. Karena tagihan sudah keluar dan harus dibayar,” kata Teguh, saat dihubungi Kompas.com, melalui sambungan telpon.
Teguh mengatakan, kenaikan tagihan listrikterjadi sejak meteran listrik di bengkelnya diganti dari yang analog ke meteran listrik digital pada Januari 2020 lalu.
Setelah itu, tagihan listrikyang diterimanya naik.
Namun, Teguh menganggap kenaikan itu merupakan hal yang wajar karena berganti meteran digital.
Berdasarkan pada invoice tagihan yang diterima oleh Teguh, nilai tagihan pada bulan Februari 2020 sebesar Rp 2.152.494.
Kemudian ada Bulan Maret, nilai tagihannya hanya Rp 921.067. Pada Bulan April, nilai tagihannya sebesar 1.218.912.
Kemudian tagihan pada Bulan Mei naik drastis menjadi Rp 20.158.686.
Belakangan, Teguh mengetahui bahwa ada kebocoran daya reaktif (kVarh) yang membuat tagihan itu meningkat tajam.
Kebocoran daya reaktif itu disebabkan oleh alat berupa kapasitor yang sudah rusak dan tidak berfungsi lagi.
Kebocoran daya reaktif itu terdeteksi setelah meteran listrik diganti ke meteran digital.

Lagi Viral: Tagihan Listrik Melonjak Drastis, Begini Penjelasan PLN
PLN menawarkan skema pembayaran lewat cara dicicil bagi Teguh Wuryanto (56).
Diketahui, Teguh adalah pelanggan PLNyang tagihan pemakaian listriknya mencapai Rp 20.158.686.
Nilai tagihan yang diterima Teguh ini disebut naik sebesar 20 kali lipat dari total tagihan yang dibayar di periode sebelum-sebelumnya.
“Karena secara pemakaian sudah betul, ya solusi yang kami tawarkan sama dengan yang lain, artinya cicilan pembayaran,” kata Manager Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN Malang Raya, M Eryan Saputra, seperti dikutip dari Kompas.com, Rabu (10/6/2020).
Adapun nilai tagihannya tetap sama, yaitu sesuai dengan invoice nomor 513010180722-0520 senilai Rp 20.158.686.
“Nilai tagihan tetap. Tapi, metode pembayarannya yang dicicil,” jelasnya.

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (PLN UIW Kalselteng).
Eryan mengatakan, skema pembayaran itu merupakan hasil kesepakatan antara pihaknya dan pelanggan.
Saat ini, pihaknya masih mensimulasikan besaran cicilan untuk Teguh yang merupakan pemilik bengkel di Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.
“Pelanggan lagi ke kantor unit kami untuk membuat surat pengakuan hutang atau SPH cicilannya. Jadi, besaran cicilan masih dia ingin simulasi di kantor. Tadi, kami menghitungnya secara kasar, tapi kalau sudah di aplikasi terlihat cicilan per bulannya,” ujar dia.
Sementara itu, Juru Bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi), Fadjroel Rahmanmembalas cuitan politikus Partai Gerindra, Fadli Zonyang mengaku tagihan listriknyamengalami kenaikan.
Dalam akun twitternya, @fadlizon pada Selasa (9/6/2020), Fadli mengatakan ia mengalami kenaikan listrik sebagaimana yang dialami pelanggan listrik lainnya.
Fadli meminta PLNtransparan terkait keluhan-keluhan dari masyarakat.

Postingan Fadli Zon yang mengaku listrik di rumahnya mengalami kenaikan
Mantan Wakil Ketua DPR itu meminta PLNmenjelaskan mengapa tagihan listrikmasyarakat melonjak.
"Memang banyak keluhan tagihan listrik melonjak. Sy jg mengalami yg sama. @pln_123 harus transparan atas keluhan2 di masyarakat. Knp tagihan listrik makin melonjak? Ada privatisasi?," tulis Fadli.
Cuitan Fadli itu kemudian direspons oleh Fadjroel Rahman.
Dalam postingan di akun wtitternya pada Rabu (10/6/2020), Fadjroel menyebut manajemen PLNUP3 Ciracas telah datang ke rumah Fadli Zondi Pondok Labu.
Saat itu, kata Fadli, manajemen bertemu Dani.
Fadli kemudian bertemu dengan manajemen PLNdi tempat lain.
Fadjroel mengungkapkan, dari hasil pembacaan meter di rumah Fadli Zonterbukti normal dan pemakaian pada Juni 2020 mengalami kenaikan sebesar 15 persen dibandng pemakaian pada Mei 2020.
Fadroel menegaskan tidak ada kenaikan tarif listrik oleh Pemerintah.
"Manajemen PLN UP3 Ciracas datang ke rumah @fadlizon di Pondok Labu, bertemu Dani. FZ bersedia bertemu di Benhil, ASAP. Hasil pembacaan terbukti normal & pemakaian Juni 2020 terjadi kenaikan 15% dibanding pemakaian Mei 2020. Tidak ada kenaikan tarif listrik oleh Pemerintah ~ FR," tulis Fadjroel.
(Tribunnews.com/Daryono) (Kompas.com, Kontributor Malang, Andi Hartik)