Follow Us

Jangan Lupa Siapkan Kamera Kita, Dini Hari Nanti Ada Peristiwa Langit yang Langka: Gerhana Bulan Stroberi

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Jumat, 05 Juni 2020 | 18:44
Gerhana Bulan Penumbra
pixabay.com

Gerhana Bulan Penumbra

Dalam kitab tersebut, gerhana jenis ini disebut sebagai al–khusuf asy–syabihi.

Baca Juga: Ilmuwan China Sukses Temukan Jenis Virus Corona Paling Mematikan, Peneliti Syok Sehabis Bongkar Jenazah Korban Covid-19: Organ Dalamnya dalam Kondisi Mengerikan

Meskipun menyandang nama Gerhana Bulan, Gerhana Bulan Samar sangat sulit dibedakan dengan ketampakan Bulan purnama biasa apabila disaksikan dengan mata telanjang.

Sehingga peristiwa ini tidak diikuti dengan anjuran penyelenggaraan shalat gerhana.

Jadi berbeda dengan yang dijumpai pada Gerhana Bulan Total maupun Gerhana Bulan Sebagian (keduanya disebut al–khusuf al–hakiki pada kitab Irsyadul Murid), yang menjadi dasar bagi shalat gerhana.

Skema Gerhana Bulan Penumbra 11 Februari 2017.
Lutfi Fauziah

Skema Gerhana Bulan Penumbra 11 Februari 2017.

Merujuk kepada sabda Rasulullah SAW melalui jalur Mughirah bin Syu’bah yang diriwayatkan Imam Bukhari, pada saat gerhana bisa terlihat maka dianjurkan menyelenggarakan shalat gerhana hingga gerhana tersebut usai.

Pemaknaan terlihatnya gerhana dalam hal ini serupa dengan terlihatnya hilal dalam penentuan awal bulan kalender Hijriyyah, sehingga sama sama menyaratkan terlihat dengan mata.

Gerhana Bulan Samar 14 Syawal 1441 H ini akan dapat disaksikan pada seluruh lokasi mana pun di Indonesia pada waktu yang sama, tentunya menyesuaikan dengan zona waktu masing–masing.

Baca Juga: Alami Demam Tinggi dan Jari Manisnya Terancam Diamputasi, Balita di Sragen yang Digigit Kutu Kucing Akhirnya Meninggal. Begini Cerita Ibunya

Gerhana Bulan Penumbra kembali terjadi Sabtu dini hari, 6 Juni 2020. Fenomena ini terjadi saat posisi Bulan-Matahari-Bumi tidak persis sejajar.

Posisi tersebut membuat Bulan hanya masuk ke bayangan penumbra Bumi. Sebagai akibatnya, saat gerhana terjadi, bulan akan terlihat lebih redup dari saat purnama.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest