Follow Us

Waktu Kecil Biasa Main Belut di Sawah Berlumpur, Ternyata Soeharto Punya Firasat Soal Nasib Bangsa yang Ditujukan Pada Kondisi Indonesia Saat Ini: 'Sejak Tahun 1995 Bapak Sudah Mengingatkan'

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Senin, 01 Juni 2020 | 08:02
Presiden Soeharto menerima sungkem dari Ibu Tien Soeharto pada hari Idul Fitri 1 Syawal 1415 Hijriah, 3 Maret 1995.
Istimewa

Presiden Soeharto menerima sungkem dari Ibu Tien Soeharto pada hari Idul Fitri 1 Syawal 1415 Hijriah, 3 Maret 1995.

Ya, ini terungkap lewat sebuah unggahan yang dibagikan Siti Hardijanti Rukmana atau yang akrab disapa Tutut Soeharto.

Lewat Instagram pribadinya @tututsoeharto pada Kamis (21/11/2019), putri sulung Presiden Soeharto itu membagikan sebuah video singkat berisi pidato sang negarawan.

Baca Juga: Kapolda Jatim Cuma Usir Anak Buahnya yang Tertidur di Tengah Rapat, Kim Jong Un Tembak Menhan Korea Utara dengan Senjata Anti Serangan Udara Gara-gara Terlelap dalam Acara Resmi

Rupanya pidato tersebut disampaikan sang presiden tatkala menghadiri Pencanangan Gerakan Nasional Pelestarian dan Pengamalan Nilai Kepahlawanan di Surabaya pada 23 November 1995 silam.

Bukan sembarangan, ucapan demi ucapan Presiden Soeharto dalam pidato tersebut seolah terasa bagaikan firasat.

Pidato Presiden Soeharto tahun 1995 tentang Indonesia pada 2020.
Instagram Tutut Soeharto

Pidato Presiden Soeharto tahun 1995 tentang Indonesia pada 2020.

Bagaimana tidak, pidato tersebut nyatanya mampu memprediksi kondisi bangsa Indonesia 25 tahun setelahnya.

Dalam unggahannya, Tutut Soeharto menuliskan penjelasan singkat tentang apa yang disampaikan sang ayah dalam pidatonya.

Tak main-main, Presiden RI ke-2 Soeharto ternyata sudah memperingatkan soal hantaman globalisasi bahkan sejak tahun 1995.

“Bapak sejak tahun 1995 sudah mengingatkan akan situasi globalisasi di mana banyak serbuan produk asing.”

Baca Juga: Mukjizat Jelang Lebaran, Penumpang Ini Cuma Luka Ringan Saat Alami Kecelakaan Fatal Pesawat yang Menimpa Perumahan Padat Penduduk: Begini Kesaksiannya

“Salah satu bentengnya adalah cinta produk dalam negeri, agar produsen dalam negeri tidak mati.”

Editor : Fotokita

Baca Lainnya

Latest