Berita yang diakui pemerintah sebagai hoaks tersebut disinyalir bertujuan mengacaukan pemerintahan Presiden Lenin Moreno yang sedang menangani virus corona.
Menteri Dalam Negeri Maria Paula Romo pada Rabu (1/4/2020) mengatakan kepada radio lokal, unggahan-unggahan di media sosial tersebut dihasilkan dari upaya terkoordinasi oleh "kelompok politik".

Seorang pria dengan masker wajah (kanan) menunggu jenazah kerabatnya, di sebelah seorang petugas di luar sebuah rumah sakit di Guayaquil, Ekuador, Rabu (1/4/2020). Otoritas Ekuador dalam beberapa hari terakhir telah mengumpulkan setidaknya 150 jenazah dari jalan-jalan dan rumah para warga di Kota G
Unggahan yang dimaksud di antaranya adalah foto-foto dugaan pemakaman massal untuk korban meninggal Covid-19 di Ekuador.
"Ada kampanye berita palsu, rencana untuk menghasilkan kekacauan melalui jejaring sosial," kata Romo dikutip dari National Post, Jumat (3/4/2020).
Kemudian, terkait foto-foto pemakaman massal di Kota Guayaquil, pemerintah mengatakan, foto itu adalah sebuah pemakaman di Meksiko pada 2018.
Guayaquil adalah pusat penyebaran Covid-19 di Ekuador.
Pihak pemakaman Guayaquil dan polisi mengonfirmasi bahwa foto-foto itu tidak diambil di sana.
Pemerintah juga membantah gambar lain yang menunjukkan korban Covid-19 dibakar, dengan mengatakan bahwa itu sebenarnya membakar ban.