Follow Us

Perawat Berstatus PDP Covid-19 Meninggal dalam Kondisi Hamil, Gubernur Jawa Timur Sebarkan Pesan Menyentuh: Semoga Almarhumah dan Janin yang Dikandungnya Syahid

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Senin, 18 Mei 2020 | 18:35
Ilustrasi Perawat
Ilustrasi rumah sakit(SHUTTERSTOCK) via KOMPAS.com

Ilustrasi Perawat

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengaku turut berduka cita atas meninggalnya perawat RS Royal Surabaya tersebut.

Dalam postingan di akun Instagramnya, ia menyebut Ari sebagai sosok pahlawan dalam bidang kesehatan.

Gubernur Khofifah Sambut Irjen Fadil Sebagai Kapolda Jatim Baru

Gubernur Khofifah Sambut Irjen Fadil Sebagai Kapolda Jatim Baru

"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Kembali pahlawan medis Jawa Timur berpulang. Atas nama pribadi dan Pemprov Jawa Timur, saya ucapkan dukacita mendalam dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas pengabdian dan pengorbanan almarhumah Ari Puspita Sari, S.Kep, Ns," tulis Khofifah.

"Doa terbaik kami, semoga almarhumah dan janin yang dikandungnya syahid dan diganjar oleh Allah SWT dengan surga. Pun, semoga Allah memberikan ketabahan dan keikhlasan bagi keluarga besar yang ditinggalkan. Aamiin," kata Khofifah melanjutkan. Sementara itu, Juru Bicara RS Royal Surabaya, dr Dewa Nyoman Sutanaya saat dikonfirmasi mengatakan, Ari meninggal pada pukul 10.15 WIB.

Saat meninggal status perawat yang sedang hamil tersebut PDP. Sebab gejala yang diderita mengarah pada Covid-19. Sedangkan hasil swab yang dilakukan hingga saat ini belum keluar.

Baca Juga: Sehabis Protes Tenaga Medis Lewat Tagar Indonesia Terserah, Seorang Perawat dalam Kondisi Hamil Meninggal Dunia dengan Status PDP Covid-19

"Informasi yang saya dapat yang bersangkutan memang sedang hamil, tapi saya belum dapat info usia kehamilannya," ujar Dewa saat dikonfirmasi, Senin.

Menurutnya, almarhum bekerja sebagai perawat di RS Royal Surabaya sudah sekitar satu tahun terakhir.

Selama ini korban bertugas di tempat pelayanan pasien. Untuk mencegah potensi penyebaran virus, sesuai dengan protokol kesehatan pihaknya akan melakukan tracing terhadap para dokter dan perawat yang pernah melakukan kontak fisik dengan korban. (Kompas.com/Kontributor Surabaya, Achmad Faizal)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest