Follow Us

Dulu Jadi Penjahat Jalanan Hingga Sering Keluar Masuk Penjara, Kini Pria Ini Dapat Hadiah Pergi ke Tanah Suci Gara-gara Selamatkan Hidup Perempuan Buta Itu

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Minggu, 26 Januari 2020 | 08:48
Sukiyah di Dusun Karangombo, Desa Polubungo, Kec. Getasan, Kab. Semarang.
Kompas.com

Sukiyah di Dusun Karangombo, Desa Polubungo, Kec. Getasan, Kab. Semarang.

Fotokita.net - Sukiyah selama hampir 27 tahun hanya berada di rumah dengan kondisi duduk dan rambutnya tak pernah dipotong.

Sukiyah, perempuan berusia 50 tahun itu memiliki rambut gembel sepanjang kurang lebih dua meter hingga menjadi sarang tikus dan ulat.

Sukiyah yang berteman dengan gelap, ditolong oleh Ardian Kurniawan Santoso.

Ardian merawat dan memotong rambut Sukiyah.

Baca Juga: Enggak Terima Istrinya Jadi Korban Pelecehan Pelemparan Cairan Kesuburan Pria, Laki-laki Ini Tak Sabar Tunggu Penyidikan Polisi. Dia Pun Langsung Bertindak Begini

Ardian Kurniawan Santoso tak menyangka niatnya menolong Sukiyah, warga Dusun Karangombo, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang menjadi viral.

Baca Juga: Punya Tampang Imut, Jefri Nichol Pernah Jadi Kelinci Percobaan dalam Pemotretan Eksklusif untuk Majalah Remaja Pria Legendaris Ini. Lihat Foto-fotonya!

Ardian menceritakan, Sukiyah hidup seorang diri dalam keadaan buta dan rumah yang gelap karena aliran listrik dirusaknya.

Ardian adalah orang pertama yang berkomunikasi dengan Sukiyah setelah beberapa tahun.

Sukiyah dikenal tetangganya gampang mengamuk.

Bahkan, setahun lalu saat akan dimandikan oleh enam orang, dia mengamuk dan menggigit orang yang memegangnya.

Baca Juga: Kisah Cinta Si Doel Telah Berakhir, Jutaan Orang Tidak Menyadari Bahwa Salah Satu Pemerannya Menderita Penyakit yang Mematikan. Foto Penampilannya Pun Berubah Drastis

"Mungkin memang menjadi relawan sudah menjadi jalan hidup saya setelah mengalami masa kelam," kata Ardian di Sekretariat MRI Salatiga dan Kabupaten Semarang, di Jalan Merak, Klaseman, Kelurahan Mangunsari, Salatiga, Sabtu (25/1/2020).

Ardian Kurniawan Santoso
Kompas.com

Ardian Kurniawan Santoso

Ardian menceritakan awal mula menjadi seorang relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT).

Ardian mengakui dia memiliki masa lalu yang tak baik.

Dia harus mendekam di penjara sebanyak dua kali.

Baca Juga: Paling Getol Ingin Bongkar Misteri Kematian Sang Ibunda, Paranormal Kondang Ini Terawang Rizky Febian: 'Ada Orang yang Mencekalai Iky dengan Cara yang Tak Wajar'

Pertama, tahun 2014 dia di penjara di Jember, Jawa Timur karena mencuri truk berisi beras.

"Saat itu yang diambil sebanyak 8 ton beras. Saya dipenjara selama dua tahun," ujarnya.

Selain dijual dan digunakan sendiri, beras hasil curian itu dibagikannya untuk orang-orang yang membutuhkan.

Setelah bebas dari penjara di Jember, dia tidak bertobat.

Ardian beraksi di berbagai toko retail di wilayah Salatiga dan Boyolali.

Baca Juga: Pernah Pergi ke China Beberapa Waktu Lalu, Pasien Rumah Sakit di Jakarta Tunjukkan Gejala Tertular Virus Mematikan dari Negeri Tirai Bambu Itu. Begini Kronologinya

"Saya juga tertangkap dan dipenjara lagi," ungkapnya.

Dalam masa tahanan yang kedua ini, Ardian mulai mencari jalan tobat.

"Saya teringat anak-anak yang masih kecil."

"Tidak mungkin jika saya terus seperti ini, keluar masuk penjara."

"Anak saya pasti malu, saya ingin anak saya bangga, saya ingin menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat," paparnya.

Namun dia gamang. Ardian menilai jika ingin membantu orang lain harus kaya dan memiliki uang berlebih.

Padahal yang dia miliki hanya tenaga. Saat itulah Ardian mulai berpikir untuk menjadi relawan.

Tahun 2017, dia mulai bergabung ke Masyarakat Relawan Indonesia-Aksi Cepat Tanggap (MRI-ACT).

Di MRI, Ardian bertugas sebagai koordinator wilayah Salatiga dan Kabupaten Semarang.

Sementara di ACT, Ardian adalah driver food truck humanity yang biasa membuat dapur umum di daerah bencana.

Baca Juga: Pernah Pergi ke China Beberapa Waktu Lalu, Pasien Rumah Sakit di Jakarta Tunjukkan Gejala Tertular Virus Mematikan dari Negeri Tirai Bambu Itu. Begini Kronologinya

Selama menjadi relawan, Ardian pernah betugas di Palu, Riau, Jambi, Dumai, dan Padang.

Namun Ardian mengakui, pengalaman bertemu Sukiyah adalah yang paling menggetarkan hatinya.

"Bagaimana bisa kita membiarkan seorang manusia dalam keadaan seperti itu. Kita semua harus memanusiakan manusia apapun keadaannya," ucap Ardian.

Relawan ACT, Ardian bercengkerama dengan Sukiyah.
Kompas.com

Relawan ACT, Ardian bercengkerama dengan Sukiyah.

Memprihatinkan

Kondisi Sukiyah menurutnya sangat memprihatikan.

Selain karena keterbatasannya dan menutup diri, Sukiyah juga dirasakannya sangat 'unik'.

Namun, dia juga bahagia karena saat ini Sukiyah sudah berangsur membaik meski belum pulih sepenuhnya.

Baca Juga: Terima Kritik Bertubi-tubi Gara-gara Ikut Bela Rekan Separtainya yang Jadi Buronan KPK, Tiba-tiba Menteri Jokowi Ini Digeruduk Warga yang Tak Terima dengan Ucapan Sang Pejabat

Karena pengabdiannya di dunia kerelawanan, Ardian pun mendapat hadiah yang tak disangkanya.

Ardian dijadwalkan berangkat umroh ke tanah suci pada 22 Februari 2020.

"Sebetulnya saya ingin ibu yang berangkat umroh, tapi ternyata tidak boleh, harus saya selaku yang mendapat hadiah yang berangkat."

"Semoga saya punya kesempatan lain untuk memberangkatkan ibu berangkat umroh," kata Ardian.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sosok Ardian, Relawan Penolong Sukiyah dari Rambut 2 Meter Sarang Tikus: Mantan Residivis Keluar Masuk Penjara"

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest