"Yang jelas ..... akan ada yg cuci tangan akan hal ini, susah ku jelas kan semua nya disini tapi penglihatan ku DAMPAK ini membawa keburukan dalam globalisasi perdagangan," tandasnya.
Harga minyak diproyeksikan bakal meroket jika Iran memblokir Selat Hormuz. Hal ini mengingat ketegangan geopolitik yang meningkat antara AS dan Iran yang memicu kekhawatiran meluasnya konflik di Timur Tengah.
Melansir CNBC, James Eginton, analis investasi di Tribeca Investment Partners, menilai, para pelaku pasar energi semakin khawatir dampak tersebut dapat mengganggu pasokan minyak mentah regional.
Konflik ini juga telah mendorong choke point (jalur sempit) minyak terpenting di dunia kembali menjadi sorotan global.
Eginton mengatakan, langkah Iran untuk sepenuhnya mematikan pasokan minyak mentah di Selat Hormuz akan membuat harga minyak mentah semakin tinggi.
Terletak di antara Iran dan Oman, Selat Hormuz adalah jalur distribusi perairan yang sempit, tetapi penting secara strategis karena menghubungkan produsen minyak mentah di Timur Tengah dengan pasar utama di seluruh dunia.
Pada 2018, aliran minyak yang melewati Selat Hormuz rata-rata mencapai 21 juta barrel per hari. Itu setara dengan sekitar 21 persen dari konsumsi cairan minyak bumi global.
"Jika Iran memblokir Selat Hormuz, maka pengiriman minyak akan meningkat hingga 100 dollar AS per barrel. Selama beberapa hari ke depan, jika Iran mulai berusaha memblokir Selat Hormuz maka harga minyak akan jauh lebih tinggi," kata Eginton.