Untuk meluruskan mitos ini, Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa gerhana sama sekali tak terkait dengan kematian putranya tetapi merupakan wujud kekuasaan Allah SWT.
"Kemudian (umat Muslim) diperintahkan salat ketika terjadi gerhana oleh Nabi Muhammad," kata Thomas saat itu. Perintah salat gerhana Nabi tersurat dalam hadist Bukhari-Muslim.
Nabi mengatakan, "Matahari dan bulan adalah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Terjadinya gerhana bukan karena kematian atau kehidupan seseorang. Maka, bila melihatnya berzikirlah kepada Allah SWT dengan mengerjakan salat."
Bagaimana ceritanya sehingga umat muslim punya ritual keagamaan khusus saat gerhana? Apa gerhana begitu penting dalam Islam?
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, mengatakan, shalat gerhana sebenarnya bermula dari mitos kaitan kematian orang penting dan fenomena gerhana.
Pada 27 Januari 632 M, terjadi gerhana matahari cincin yang bisa disaksikan oleh warga bagian utara, jazirah Arab, dan India.
Secara kebetulan, pada hari yang sama, putra Nabi Muhammad SAW yang bernama Ibrahim bin Muhammad wafat dalam usia 16 tahun.
Orang Arab yang sejak masa pra-Islam percaya bahwa gerhana merupakan pertanda adanya kematian tokoh penting lantas langsung mengaitkan gerhana matahari cincin itu dengan kematian putra Nabi.
Nabi Muhammad SAW lantas mengatakan bahwa gerhana sama sekali tak terkait dengan kematian putranya tetapi merupakan wujud kekuasaan Allah SWT.