Follow Us

Sempat Dipandang Sebelah Mata, Lihat Foto-foto Atlet Muda Indonesia yang Mulai Mengamuk di SEA Games 2019 Filipina: Medali Emas Pun Datang Bertubi-tubi!

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Jumat, 06 Desember 2019 | 16:20
Pesepak takraw Indonesia Muhammad Hardiansyah Muliang (depan) memblok smes dari pesepak takraw Myanmar Aung Naing Oo dalam pertandingan babak Final Sepak Takraw Ganda Beregu Putra SEA Games ke-30 di Subic Gymnasium, Filipina, Kamis (5/12/2019).  Regu takraw putra Indonesia menang atas Myanmar dengan
ANTARA FOTO

Pesepak takraw Indonesia Muhammad Hardiansyah Muliang (depan) memblok smes dari pesepak takraw Myanmar Aung Naing Oo dalam pertandingan babak Final Sepak Takraw Ganda Beregu Putra SEA Games ke-30 di Subic Gymnasium, Filipina, Kamis (5/12/2019). Regu takraw putra Indonesia menang atas Myanmar dengan

Secara keseluruhan, semua faktor itu menjadi bagian lima variabel perhitungan faktor kesalahan (margin error) dalam penentuan target meraih medali di SEA Games 2019.

Selain faktor tuan rumah dan jam terbang atlet, faktor lain yang berpengaruh adalah kebugaran atau cedera, puncak performa, dan nonteknis (anggaran).

Faktor tuan rumah, kebugaran, dan nonteknis adalah variabel tetap yang selalu ada di setiap ajang multicabang. Faktor kesalahan itu nilainya mencapai dua persen sehingga turut merevisi target Menpora Zainudin Amali dari ingin meraih lebih dari 50 emas menjadi hanya 45 emas.

Wakil I Ketua Umum Bidang Pembinaan Prestasi Olahraga, Bidang Sport Science dan Iptek, dan Bidang Diktar KONI Suwarno mengutarakan, sejak awal, KONI sudah memperkirakan peluang Indonesia hanya sekitar 45 emas.

Baca Juga: Tak Terima Pendukung Harimau Malaya Disakiti Oleh Suporter Timnas Garuda, Menpora Malaysia Akan Lakukan Hal Ini. Akankah Hubungan Jadi Tegang?

Perkiraan itu muncul dari perhitungan target awal pengurus induk cabang, kondisi pelatnas, dan calon lawan di SEA Games. ”Perkiraan itu sudah kami sampaikan ke pihak terkait, seperti Kemenpora dan KOI dalam rapat di Komisi X DPR,” tuturnya.

Artinya, tidak ada perkembangan berarti antara hasil Indonesia pada SEA Games 2017 dan 2019. Dua tahun lalu, KONI pun memperkirakan Indonesia meraih 46 emas. Nyatanya, Indonesia mendapatkan 38 emas dan harus puas duduk di peringkat kelima.

Suwarno menjelaskan, situasi itu juga karena dinamika yang ada. Kemenpora membuat kebijakan komposisi kontingen 60 persen atlet muda dan 40 persen elite.

”Dengan dominasi atlet senior saja Indonesia tidak bisa berbuat banyak di SEA Games 2017, apalagi dengan didominasi atlet muda di SEA Games kali ini. Bisa meraih 45 emas, itu sudah sangat optimal,” ujarnya.

Pesepak takraw Indonesia Saiful Rijal (kanan) melakukan smes yang diblok pesepak takraw Myanmar Aung Naing Oo  dalam pertandingan babak Final Sepak Takraw Ganda Beregu Putra SEA Games ke-30 di Subic Gymnasium, Filipina, Kamis (5/12/2019). Regu takraw putra Indonesia menang atas Myanmar dengan skor 2
ANTARA FOTO

Pesepak takraw Indonesia Saiful Rijal (kanan) melakukan smes yang diblok pesepak takraw Myanmar Aung Naing Oo dalam pertandingan babak Final Sepak Takraw Ganda Beregu Putra SEA Games ke-30 di Subic Gymnasium, Filipina, Kamis (5/12/2019). Regu takraw putra Indonesia menang atas Myanmar dengan skor 2

Di sisi lain, Suwarno menyampaikan, pelatnas yang berlangsung juga kurang optimal. Sudah menjadi rahasia umum, banyak cabang tidak bisa menggelar pelatnas setahun penuh.

Cabang yang bisa melakukan pelatnas setahun penuh hanya cabang kluster pertama yang mendapatkan dana bantuan pelatnas lebih besar, yakni bulu tangkis dan angkat besi.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest