Hal lain yang tidak kalah menarik perhatian adalah lokasi penyelenggara yang belum selesai. Ruang jumpa wartawan mirip gudang dan masih banyak perancah kala mulai dipakai.
Perancah dan pekerja yang menyelesaikan pembangunan juga terlihat di sejumlah tempat pertandingan.
Duterte marah dengan informasi itu. Juru bicara Duterte, Salvador Panelo, mengungkap ketidaksenangan Presiden Filipina itu atas kekacauan menjelang pembukaan SEA Games.
“Saya berbicara dengan presiden dan beliau tidak senang dengan yang didengarnya. Beliau meminta mereka (Phisgoc) memperbaiki dan bertugas dengan benar agar tidak mempermalukan bangsa kita. beliau berkata seseorang harus bertanggung jawab,” tuturnya.
Bahkan, Duterte ingin ada penyelidikan atas kekacauan itu. Ia ingin tahu akar kekacauan dan orang yang bertanggung jawab atasnya.
Panelo juga menyatakan, Manila memohon maaf atas ketidaknyaman yang dialami para atlet. Ia menekankan, tidak ada maaf bagi mereka yang terlibat kekacauan itu.
Senat Filipina pun ingin ada penyelidikan atas masalah itu. Panitia harus bertanggung jawab karena mempermalukan Filipina.
“Anda harus menjawab (kegusaran) presiden dan bertanggung jawab pada seluruh warga Filipina,” kata senator Christopher Go, sebagaimana dikutip Manila Standard.
Phisgoc memang meminta maaf atas semua kekacauan itu. “Kami memohon maaf setulusnya kepada tamu dari Timor Leste, Myanmar, dan Kamboja atas ketidaknyamanan gara-gara pengaturan transportasi dan hotel. Kami mengakui kekurangan dalam masalah ini dan berjanji memperbaiki,” kata Ketua DPR Filipina sekaligus ketua Phisgoc, Allan Peter Cayetano.
Masalah SEA Games 2019 bukan hanya protes dari kontingen. Para pekerja konstruksi memprotes lembur yang dinilai berlebihan.