Sementara kontingen Myanmar mengeluh terpaksa berdesakan dalam mobil penjemput yang kekecilan.
Ada pun Timor Leste diantar ke hotel yang salah sehingga mengganggu jadwal latihan.
Kontingen Thailand mendapat hotel, akan tetapi tidak tersedia cukup kamar. Mereka harus tidur bertiga di kamar.
“Sebagai penyedia jasa wisata, sangat terganggu membaca berita atlet terlambat masuk kamar atau diantar ke hotel yang salah. Kami melakukan itu sehari-hari. Kegiatan seperti ini seharusnya dipersiapkan dan diperiksa berkali-kali untuk memastikan para atlet dan pelancong menikmati pengalaman menyenangkan,” tutur salah satu penyedia jasa perjalanan wisata di Manila, Jose C. Clemente, seperti dikutip media setempat, Manila Times.
Masalah lain yang menandai kekacauan SEA Games 2019 adalah soal makanan seperti disampaikan pimpinan kontingen Singapura, Juliana Seow.
“Kami telah mencoba bersabar dan memahami. Kami mendesak anda memperhatikan ini. Keadaan ini tidak bisa berlanjut karena sangat berdampak pada atlet kami dan tidak bisa mempersiapkan pertandingan sebaik mungkin,” tulisnya dalam surat kepada panitia penyelenggara SEA Games 2019, Phisgoc.
Soal makanan juga dikeluhkan oleh kontingen Vietnam. Mereka merasa porsi makanan terlalu sedikit. Manajemen hotel tempat mereka menginap meminta mereka meminta izin Phisgoc jika ingin porsi lebih banyak.
Bukan hanya kontingen tamu, kontingen Filipina pun mengeluhkan soal makanan.
“Jumlah dan kualitas makanan tidak cukup. Pagi tadi (menunya) nasi, kikiam (sejenis otak-otak goreng), dan telur,” kata pelatih tim sepak bola wanita Filipina, Let Dimzon.