
Pemutakhiran segmentasi Megathrust Peta Gempa Nasional 2017.
Setelah gempa besar tersebut, kata Henrik, tercatat hanya sekali gempa cukup kuat terjadi, yakni M 6,1 pada 2011 di Kabupaten Luwu Timur.
Setelah itu, kekuatan gempa berkisar di bawah magnitudo tersebut, misalnya gempaM 5,6 pada 24 Mei 2017 di Morowali dengan kedalaman sumber 12 kilometer (km).
Pada 3 Maret 2019, tercatat gempa M 5,1 dengan kedalaman 10 km di Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur.

Gempa Palu Resmi Dinyatakan Sebagai Fenomena Supershear Langka, ini Alasannya!
Terkait aktivitas kegempaan itu, Henrik menyampaikan, hal itu normal karena karakter sesar tersebut aktif. Warga diminta tetap mencari informasi resmi dari BMKG.
”Kapan gempa besar, belum ada teknologi yang dapat menjawab itu. Kami selalu memberikan informasi yang bisa membantu. Langkah praktis lain yang bisa diambil adalah perkuat struktur bangunan untuk bisa aman gempa,” katanya.
Peneliti gempa dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam, Supartoyo, beberapa waktu lalu, mengingatkan agar semua pihak waspada.
Selama ini, sesar tersebut hanya memicu gempa kecil. ”Ini kesempatan untuk memperkuat mitigasi bencana,” katanya.
Baca Juga: Geliat Zona Megathrust yang Munculkan Gempa M 5,1 di Selatan Jawa
Supartoyo menyatakan, ada kemungkinan gempa besar terjadi di satu sesar yang masih berhubungan dengan sesar lainnya yang sudah lebih dahulu memicu gempa besar.
Ia merujuk pada gempa M 7,4 dari aktivitas Sesar Palu-Koro pada 28 September 2018 yang menghancurkan Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Donggala di Sulteng.