Follow Us

Dapat Protes dari Jurnalis Mancanegara, China Ketahuan Lakukan Hal Ini Terhadap Keberadaan Kaum Minoritas Uighur. Kenapa Mereka Tak Peduli Sorotan Dunia?

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Senin, 25 November 2019 | 12:45
Aksi kekerasan polisi China terhadap muslim Uighur
ISTIMEWA

Aksi kekerasan polisi China terhadap muslim Uighur

Fotokita.net - Satu dokumen menyatakan, terdapat 1,8 juta orang ditandai karena mereka mempunyai aplikasi berbagi data bernama Zapya. Otoritas memerintahkan agar 40.557 di antaranya "dicek satu per satu", dengan peluang untuk dikirim ke kamp konsentrasi.

Laporan itu juga menunjukkan bagaimana Beijing meminta supaya melacak orang Uighur yang sudah berstatus warga negara lain dan menangkap mereka jika perlu.

Duta Besar China untuk Inggris, Liu Xiamong, menegaskan, langkah itu sudah melindungi warga lokal, dan mengklaim tak ada aksi teroris di Xinjiang dalam tiga tahun terakhir.

"Kawasan itu pun menikmati stabilitas sosial dan persatuan di antara kelompok etnis. Orang-orang di sana bahagia karena aman," paparnya.

Baca Juga: Foto-fotonya Dapat Penghargaan, Sayang Nasibnya Tak Jelas Hingga Kini. Benarkah Fotografer Ini Dilenyapkan Oleh Pemerintah China?

Liu pun mengecam adanya usaha negara Barat untuk mencampuri urusan internal maupun usaha kontra-terorisme di Xinjiang.

Sebuah dokumen bocor mengungkapkan bagaimana China melakukan "cuci otak" sistemik terhadap Muslim Uighur di kamp penjara.

Sebelumnya Beijing mengklaim, fasilitas yang berlokasi di Region Xinjiang ini menawarkan pelatihan dan pendidikan secara sukarela.

Namun, dokumen bocor itu memperlihatkan bagaimana para tahanan diperlakukan, seperti dikunci, diindoktrinasi, dan dihukum.

Laporan itu diungkapkan Konsorsium Internasional Jurnalis Investigasi (ICIJ) kepada 17 media mitra, salah satunya BBC. Dilansir Minggu (24/11/2019), investigasi yang dilakukan menunjukkan bukti baru yang mematahkan klaim dari China.

Sekitar satu juta orang, kebanyakan dari mereka adalah Muslim Uighur, langsung ditahan begitu saja tanpa diadili.

ICIJ melabeli laporan itu "Kabel China", dan salah satunya berisi memo sembilan halaman dari Zhu Hailun, Wakil Sekretaris Partai Komunis China di Xinjiang. Memo kepada pengelola fasilitas menjabarkan bahwa tempat itu harus diperlakukan layaknya penjara, dengan para tahanan tak boleh kabur.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest