Follow Us

Pernah Minta Proyek Infrastruktur Dihentikan, Sosok Ini Soroti Peran Menko Luhut Binsar yang Kelewat Dominan dalam Kabinet: 'Sekalian Saja Jadikan Perdana Menteri!'

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Kamis, 21 November 2019 | 07:00
Presiden Jokowi bersama Menteri Kelautan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Menko Maritim Luhut Pandjaitan
Dok KKP

Presiden Jokowi bersama Menteri Kelautan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Menko Maritim Luhut Pandjaitan

Kepada wartawan KONTAN Mesti Sinaga, Lamgiat Siringoringo dan Arsy Ani Sucianingsih, Faisal menuturkan pandangannya tentang ekonomi Indonesia dan sulusinya.

Berikut nukilannya:

KONTAN: Bagaimana Anda melihat perekonomian saat ini, setelah tiga tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)?

FAISAL: Kalau saya lihat bagaimana kita memberikan pandangan, tapi tidak membuat orang kalap. Analisis saya, kita akan mengalami gejolak kecil kira-kira pada bulan November nanti.

KONTAN: Mengapa Anda bisa menyebutkan akan ada gejolak kecil?

FAISAL: Jadi, awalnya itu kalau kamu perhatikan dari bulan ke bulan. Penerimaan pajak selama Januari hingga Maret, setiap bulannya selalu di atas target. Mengapa? Karena ada tax amnesty, tahun lalu tidak ada tax amnesty selama Januari-Maret.

Nah sebenarnya secara riil, sampai sekarang selalu dibawah target. Terutama mulai Juli, Agustus. Terakhir, Agustus, semakin lebar lagi. Jadi akan terjadi shortfall, baik penerimaan pajak dalam arti luas maupun sempit.

Begini, penerimaan pajak dalam artian luas, berarti penerimaan perpajakan termasuk bea cukai, bea keluar, bea masuk dan lainnya. Pajak dalam artian sempit adalah penerimaan pajak yang menjadi kewenangan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) saja, bea cukai tidak.

Nah dihitung di dua sisi itu, masih ada kemungkinan shortfall yang cukup besar. Dugaan saya sekitar Rp 70 triliun-Rp 100 triliun kekurangannya.

Baca Juga: Bukan Cuma Sekali, Aktivis Greenpeace Biasa Lakukan Hal Nekat Buat Suarakan Masalah Ini. Salah Satunya, Bikin Geram Menko Maritim Luhut Pandjaitan!

Nah, tapi pemerintah sudah melihat ini dan sudah ancang-ancang, hingga pengeluaran sudah diturunkan. Outlook sudah turun, hingga di range sekitar 3%. Tetapi kalau itu betul shortfall Rp 100 triliun, itu defisit di atas 3% dari produk domestik bruto, kan itu tidak mungkin.

Ini menyebabkan, mau tidak mau, walau waktunya sudah mepet sekali, secepat mungkin pengeluaran infrastruktur dipotong. Tidak ada cara lain.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest