Follow Us

Pernyataan Gubernur NTT Itu Seperti Jadi Kenyataan, Pulau Komodo Masuk dalam Daftar Destinasi Tak Perlu Dikunjungi Tahun 2020. Bagaimana Cerita Sebenarnya?

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Selasa, 19 November 2019 | 13:14
Komodo menjadi salah satu ciri khas kekayaan fauna Indonesia.
iStockphoto

Komodo menjadi salah satu ciri khas kekayaan fauna Indonesia.

Pulau Padar, Taman Nasional Komodo.
iStockphoto

Pulau Padar, Taman Nasional Komodo.

Masyarakat Pulau Komodo dan sekitarnya awalnya bekerja sebagai nelayan. Di sekitar pulau itu, terdapat Pulau Rinca, Pulau Padar, Nusa Kode dan Gili Motang. Komodo terbanyak ada di Pulau Komodo dan Rinca. Wisatawan datang menggunakan kapal, sebelum kemudian berpetualang di dalam pulau untuk menemukan komodo.

Tahun 2008, jumlah wisatawan ke Pulau Komodo tercatat 44.000 dalam setahun. Jumlah itu melonjak menjadi 176 .000 pada tahun 2018, dengan mayoritas wisatawan asing. Dalam tahun-tahun mendatang, diperkirakan angkanya akan terus melonjak karena Jokowi telah menetapkan Labuan Bajo sebagai salah satu dari 10 Balli baru. Dari 10 itu, Labuan Bajo menjadi satu dari empat prioritas utama bersama Borobudur, Toba dan Mandalika.

Baca Juga: Wacana Penutupan Taman Nasional Komodo, Lihat Yuk Foto-foto Indahnya

Wisatawan biasanya datang menggunakan pesawat menuju Labuan Bajo dari Bali atau Lombok. Untuk menuju ke pulau-pulau dengan Komodo di dalamnya, perahu menjadi satu-satunya sarana transportasi. Pulau Komodo dapat dicapai sekitar tiga jam dari Labuan Bajo, sedangkan Rinca yang lebih dekat membutuhkan waktu sekitar dua jam.

Ilustrasi komodo (Varanus komodoensis)
ThoughtCo

Ilustrasi komodo (Varanus komodoensis)

Konservasi Libatkan Masyarakat

Dominikus Karangora dari Walhi NTT mengatakan, pengembangan pariwisata seharusnya tetap melibatkan masyarakat. Apalagi, penduduk Pulau Komodo berperan sangat besar dalam konservasi maupun pariwisata itu sendiri.

Dominikus mengatakan, mereka mendukung konservasi, tetapi tidak dengan cara menutup Pulau Komodo.

“Karena memang ada masyarakat yang hidup di dalamnya. Kita tidak bisa mengesampingkan itu. Kita melakukan konservasi lingkungan dan satwa, tetapi tidak harus melupakan bahwa di situ juga ada manusia. Dan, tidak bisa dipisahkan antara manusia dan lingkungan hidup,” kata Dominikus.

Baca Juga: Jadi Incaran Buat Bikin Foto-foto Indah, Mampukah Negeri di Atas Awan Terus Bertahan Sebagai Magnet Wisata?

Walhi NTT percaya selama ini masyarakat telah menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya konservasi taman nasional. Karena itu, tidak masuk akal jika tiba-tiba muncul ide merelokasi masyarakat dari pulau tempat mereka hidup selama ini.

Halaman Selanjutnya

foto : kompas Komodo

Editor : Fotokita

Baca Lainnya

Latest