Untuk membuat dapur "ngebul" saja susah, kini dia harus putar otak untuk biaya sekolah putrinya. Wajar jika Edi merasa terbebani.
Mantan sopir angkutan umum ini bisa berjam-jam berkeliling Jakarta dengan mobil untuk berjualan sepatu.
Sejak jam 10 pagi Edi sudah berangkat menuju tempat yang ramai hanya untuk menjajakan dagangannya. Pulang pun bisa hingga larut malam.
Kadang sepasang dua pasang sepatu berhasil dia jual. Tidak jarang juga Edi pulang tanpa satu pun barang yang dibeli orang.

Edi Hartono saat ditemui di rumahnya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (8/11/2019)
Belum lagi cicilan motor Honda Beat miliknya yang belum lunas. Sungguh berat tanggungan Edi.
Di tengah beban pikiran itu, satu pertanyaan masih merasuki pikiran Edi. Kira - kira siapa yang memiliki data lengkapnya hingga orang bisa mencatut data diri Edi untuk membeli mobil mewah.
Seketika dia kembali teringat KTP-nya sempat hilang pada tahun 2017. Kala itu, Edi yang berprofesi sebagai sopir angkot ingin meremajakan kendaraan miliknya sebuah koperasi angkutan umum bernama Budi Luhur.
Pihak koperasi mewajibkan Edi menyerahkan data asli berupa KTP, BPKP dan dokumen lainya jika ingin kendaraan diremajakan.
Namun belakangan Edi memutuskan untuk menjual mobil angkot tersebut ke pihak koperasi.