Saya yang sudah berada di dekat Waena merasakan firasat tak enak. Lalu memutuskan untuk berbalik arah dan kembali ke tempat kos di daerah Entrop yang berjarak 15 kilometer dari Waena.
Di lokasi, massa menyerang aparat dengan senjata tajam dan batu. Praka Zulkifli, anggota TNI Angkatan Darat dari Satuan Raider 751/Sentani, yang sedang beristirahat di lokasi, terkena bacokan di kepala oleh salah satu oknum massa yang membawa senjata tajam. Nyawa Zulkifli tak tertolong lagi. Ia mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura pada pukul 12.30 WIT.
Untuk menghentikan aksi massa, aparat keamanan melepaskan tembakan. Situasi akhirnya mampu dikendalikan sekitar pukul 15.00 WIT. Tiga warga ditemukan meninggal setelah insiden ini.
Ketika konflik di Kota Jayapura masih berlangsung, saya juga mendapat informasi, pada saat yang bersamaan terjadi konflik di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya.
Sekelompok pelajar dan warga yang diduga terprovokasi informasi adanya ujaran rasis di salah satu sekolah menengah atas membakar ratusan fasilitas publik dan menyerang warga sejak pukul 08.00 WIT.
Orang pertama yang saya hubungi untuk memverifikasi informasi tersebut adalah Pastor John Jongga, salah satu tokoh agama yang sangat dihormati warga di Pegunungan Papua.
Pastor John pun langsung mengirimi saya video dan foto sejumlah bangunan yang terbakar di Wamena via Whatsapp pada pukul 10.35 WIT. Setelah itu, jaringan internet dan telepon di Wamena terganggu. Saya pun tidak bisa menghubungi Pastor lagi.
Saya bersama rekan-rekan pers merasa kaget dan sedih karena terjadi lagi konflik di Papua. Sebelumnya, kerusuhan terjadi di Kota Jayapura pada 29 Agustus dan di Kabupaten Deiyai pada 28 Agustus 2019.
Kami lalu menghubungi pihak kepolisian setempat dan rekan wartawan yang bermukim di Wamena. Teryata rekan wartawan juga belum dapat dihubungi karena masih bersembunyi di sejumlah lokasi.