“Gejalanya demam, penurunan kesadaran, muntah, sakit kepala, dan bisa saja kejang,” tuturnya.
Meski termasuk dalam penyakit langka, lanjut dr Rubiana, prognosis dari encephalitis sangat buruk.
Penyakit ini bisa berkembang cepat dan membutuhkan perawatan segera.
Dalam kasus yang lebih serius, penyakit ini bisa mengakibatkan terjadinya gangguan berbicara, ingatan, hingga kematian.

Pemain Timnas U-16 Indonesia, Alfin Lestaluhu, mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 22.11 WIB di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta.
Ada banyak faktor risiko terjadinya encephalitis mulai dari usia, sistem kekebalan tubuh yang lemah, hingga wilayah geografis (tinggal di daerah dengan populasi nyamuk atau kutu pembawa virus).
“Encephalitis prognosisnya buruk. Angka kematian dan kecatatannya tinggi. Penanganannya tidak sembarangan, tergantung penyebabnya,” jelas dr Rubiana.
Pengobatan penyakit ini bisa dimulai dari konsumsi obat-obatan, perawatan pendukung seperti infus dan alat bantu pernafasan, serta terapi pendukung seperti terapi fisik hingga psikoterapi.
Hypoalbuminemia
Selain encephalitis, Alfin juga didiagnosis mengalami hypoalbumin.
Menurut dr Rubiana, hypoalbumin (hypoalbuminemia) adalah keadaan di mana tubuh kekurangan albumin.