Fotokita.net - Peristiwa penyerangan terhadapMenteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wirantosetelah meresmikan Gedung Kuliah Bersama di Universitas Mathla'ul Anwar pada Kamis (10/10/2019) siang di Alun-Alun Menes, Pandeglang, Banten seperti menenggelamkan berita kejadian lainnya.
Dalam peristiwa penyerangan itu polisi telah menangkap dua orang tersangka, yakni SA dan FA. Keduanya diketahui merupakan sepasang suami istri dan disebut polisi pernah terafiliasi dengan jaringan teroris Jamaah Ansharut Dhaulah (JAD) meski statusnya masih simpatisan.
Selain Wiranto, dalam peristiwa di Pandeglang tersebut, Kapolsek Menes Kompol Dariyanto juga menjadi korban. Dariyanto ditusuk oleh FA, sedangkan Wiranto ditusuk oleh SA.
Baca Juga: Di Ujung Masa Jabatan, Apa Alasan Mahasiswa Minta Jokowi untuk Bebas Tugaskan Wiranto?

Menkopolhukam Wiranto saat melakukan kunjungan kerja ke Pandeglang, Banten.
Padahal, terlepas dari peristiwa yang bikin geger publik dan warganet itu masih ada sederet masalah yang butuh perhatian kita.
Lihat saja, kejadian pengungsi gempa Ambon yang hingga kini butuh perhatian kita.Maklum, sejumlah pengungsi di Dusun Umekau, Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah mengeluhkan ketidakmerataan penyaluran bantuan bagi para pengungsi di desa itu.
Sejumlah pengungsi yang ditemui di lokasi pengungsian tersebut mengaku sangat kecewa dengan ketidakmerataan penyaluran bantuan itu.

Gempa magnitudo 6,8 di Ambon, Maluku, Kamis (26/9/2019)
Menurut mereka, meski banyak bantuan terus mengalir, namun banyak dari mereka yang mengungsi di dusun Umekau tidak mendapatkan bantuan-bantuan tersebut.
“Kita hanya dapat beras 1 kg, mi instan dua bungkus dan air mineral dua botol saja,” kata Alim di Tulehu, Minggu (13/10/2019) malam. Dia mengaku bantuan yang diberikan itu pun tidak setiap hari disalurkan.