Follow Us

Dokumen Rahasia Terkuak, Rupanya Amerika Ambil Peran dalam Peristiwa Berdarah 1965 Karena Ketakutan Akan Hal Ini

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Selasa, 01 Oktober 2019 | 08:35
Bukan Hanya Mau Diracun Tikus, Soeharto Juga Dikirimi Barang yang Jadi Isyarat Bakal Meletusnya G30S/PKI
Kompas.com via Tribun Timur

Bukan Hanya Mau Diracun Tikus, Soeharto Juga Dikirimi Barang yang Jadi Isyarat Bakal Meletusnya G30S/PKI

Fotokita.net - Lewat dokumen milik pemerintah Amerika Serikat yang sudah dirilis ke publik, peristiwa berdarah 30 September 1965 mulai terkuak.

Dikatakan pada saat itu Soeharto pemimpin militer Indonesia yang kuat mengorganisir penumpasan PKI yang melakukan upaya kudeta brutal dengan cara penculikan brutal, dan pembunuhan enam perwira tinggi.

File-file yang dideklasifikasi telah mengungkapkan rincian baru tentang dukungan pemerintah Amerika untuk kampanye pemusnahan PKI pada 1960-an.

Ribuan File dari kedubes Amerika Serikat di Jakarta mencakup peristiwa 1963-1966 dipublikasikan pada Selasa 17 Oktober 2017 silam, di bawah pemerintahan Obama kala itu.

Menurut The Guardian, file itu mengungkap keterlibatan Amerika Serikat yang mengejutkan dalam perselisihan anti-komunis brutal di Indonesia.

Baca Juga: Terlalu Rumit untuk Diungkapkan, Peristiwa Berdarah G30S Tetap Akan Jadi Misteri Negeri Ini. Ada 5 Skenario Tentang Siapa Dalang Peristiwa Itu

Foto dirilis Kamis (16/5/2019), menunjukkan mantan tahanan politik Diro Utomo berladang di Pulau Buru, Maluku. Pulau Buru menjadi lokasi tempat pemanfaatan (Tefaat) yang kemudian berubah menjadi Inrehab (Instalasi Rehabilitas) para tahanan politik yang ditangkap pasca-G30S/PKI untuk dimanfaatkan mem
ANTARA FOTO

Foto dirilis Kamis (16/5/2019), menunjukkan mantan tahanan politik Diro Utomo berladang di Pulau Buru, Maluku. Pulau Buru menjadi lokasi tempat pemanfaatan (Tefaat) yang kemudian berubah menjadi Inrehab (Instalasi Rehabilitas) para tahanan politik yang ditangkap pasca-G30S/PKI untuk dimanfaatkan mem

Tahun 1965 Indonesia disebut memiliki partai komunis terbesar ketiga dunia setelah China dan Uni Soviet dengan beberapa juta anggota.

Pada saat itu Soekarno dipandang sebagai presiden yang karismatik, sosial dan Anti-Amerika.

Para pejabat Amerika sangat gembira ketika para jenderal konservatif memberlakukan undang-undang darurat di Jakarta dalam upaya menumpas PKI.

Baca Juga: Foto-foto Sendu yang Bercerita Tentang Tahanan Politik di Pulau Buru. Gara-gara Peristiwa G30S/PKI, Mereka Dibuang Tanpa Proses Pengadilan

Dalam beberapa bulan, tentara Indonesia akan menang menggeser orientasi politik Indonesia.

Melansir The Atlantic, para pejabat kedutaan Amerika Serikat menerima pembaharuan tentang eksekusi dan menawarkan bantuan liputan media.

Kesaksian Personel KKO AL Pengangkat Jenazah Korban G30S/PKI di Lubang Buaya, Bau Busuk Mayat Sampai Buat Tak Bisa Makan 2 Hari
Tribun Jogja/ist

Kesaksian Personel KKO AL Pengangkat Jenazah Korban G30S/PKI di Lubang Buaya, Bau Busuk Mayat Sampai Buat Tak Bisa Makan 2 Hari

Sementara dokumen-dokumen penting yang memberikan wawasan kegiatan AS di Indonesia masih kurang, jadi garis besar peran Amerika sepenuhnya ada.

Pertimbangan kebijakan luar negeri Amerika Serikat pada saat itu untuk menghentikan penyebaran komunisme dan menghentikan pengaruhnya.

John Roosa adalah associate professor of History di University of British Columbia menulis tentang Indonesia tahun 1965.

Baca Juga: Foto-foto Sendu yang Bercerita Tentang Tahanan Politik di Pulau Buru. Gara-gara Peristiwa G30S/PKI, Mereka Dibuang Tanpa Proses Pengadilan

DN Aidit Hanya Kroco, Dua Orang Inilah Dedengkot PKI Sesungguhnya Karena Pernah Bertemu dengan Stalin di Moskow
Wikipedia

DN Aidit Hanya Kroco, Dua Orang Inilah Dedengkot PKI Sesungguhnya Karena Pernah Bertemu dengan Stalin di Moskow

Dia meninjau dokumen dan liputan media dia mengatakan, "banyak orang asing Amerika penetapan kebijakan memandangnya sebagai kemenangan besar sehingga mereka dapat menyortir 'membalik' Indonesia dengan sangat cepat."

"Indonesia adalah negara terbesar keempat di dunia berdasarkan ukuran populasi, dan partai komunisnya adalah yang terbesar ketiga di dunia, setelah Tiongkok, Cina dan Uni Soviet," katanya.

Untuk mencegah wilayah Indonesia jatuh ke tangan komunis, pemerintah AS menerapkan strategi intelijen keras.

Dalam hal ini agen CIA secara diam-diam didukung militer AS untuk mengawasi Indonesia, mula-mula pasukan Amerika siap tempur berada di kawasan Pasifik, mencakup Singapura, Filipina.

Tujuannya bahwa militer Amerika siap menginvasi Indonesia jika waktunya tiba.

Baca Juga: Cerita Unik, Raja Yogyakarta Ini Ramalkan Peristiwa G30S/PKI Setelah Berbincang dengan Ratu Laut Kidul

Nasib mantan Prajurit pasca tragedi G30S/PKI
IST/Wartakota via Surya.co.id

Nasib mantan Prajurit pasca tragedi G30S/PKI

Upaya pertamanya adalah menggulingkan Soekarni, dan itu terjadi ketika G30S/PKI di mana militer Indonesia dibantu PKI.

Keterlibatan CIA dalam aksi G30S/PKI yang memicu pembunuhan massal itu secara gamblang diakui oleh sendiri CIA melalui sejumlah dokumen kabel diplomatik Amerika soal tragedi 1965.

Dokumen itu dibuka ke publik oleh tiga lembaga Amerika, itu menguak sejumlah surat dari dan ke Amerika Serikat terkait pembunuhan massal pasca 1965.

Baca Juga: Sebentar Lagi Resmi Jadi Anggota DPR RI, Raul Lemos Bagikan Foto Sosok Penting dalam Kehidupan Krisdayanti. Siapakah Gerangan?

Ketiga lembaga itu selain NSA juga National Declassification Center (NDC), keduanya lembaga nirlaba, dan lembaga negara National Archives and Records Administration (NARA).

Dokumen yang dibuka adalah 39 dokumen setebal 30.000 halaman yang merupakan catatan Kedutaan Besar Amerika untuk Indonesia sejak 1964 hingga 1968.

Isinya antara lain seputar ketegangan antara militer dengan PKI, termasuk efek selanjutnya berupa pembantaian massal.

Pembantaian massal terhadap warga Indonesia yang dituduh PKI ternyata direstui oleh CIA yang juga telah memberikan izin membunuh (License to a kill) kepada militer Indonesia. (Afif Khoirul M/Intisari Online)

Source : The Guardian, The Atlantic

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest