"Karena itu, kehilangan satu pohon saja bisa sangat mempengaruhi keanekaragaman hayati secara lokal."
Iklim planet ini juga akan berubah secara drastis dalam jangka pendek dan panjang.

Taman Hutan Raya Bukit Soeharto di Kutai Kertanegara merupakan salah satu hutan di wilayah ibu kota baru.
Pohon memediasi siklus air dengan bertindak sebagai pompa biologis: mereka menyedot air dari tanah dan menyimpannya ke atmosfer dengan mengubahnya dari cairan menjadi uap.
Dengan melakukan ini, hutan berkontribusi pada pembentukan awan dan curah hujan. Pohon juga mencegah benjir dengan menjebak air ketimbang membiarkannya mengalir ke danau dan sungai, dan menjadi pelindung bagi komunitas di pesisir dari gelombang badai.
Mereka menyimpan tanah ditempat seharusnya tersapu oleh hujan, dan struktur akarnya membantu komunitas mikroba berkembang.
Tanpa pohon, daerah yang sebelumnya berhutan akan menjadi lebih kering dan lebih rentan terhadap kekeringan ekstrem. Ketika hujan datang, banjir akan menjadi bencana. Erosi besar-besaran akan berdampak pada lautan, membekap terumbu karang dan habitat laut lainnya.
Pulau-pulau yang tidak memiliki pepohonan akan kehilangan penghalang dari lautan, dan banyak yang akan hanyut.
"Menghilangkan pohon berarti kehilangan sejumlah besar tanah ke lautan," kata Thomas Crowther, ahli ekologi sistem global di ETH Zurich di Swiss dan penulis utama studi Nature 2015.

Kepulan asap yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan membumbung di kawasan Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Jumat (13/09).