Follow Us

Bukan Muncul Tiba-Tiba, Begini Alasan Polisi Tuding Anarko Sindikalis Jadi Biang Keladi Kerusuhan Aksi Mahasiswa di Bandung. Siapakah Mereka?

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Rabu, 25 September 2019 | 07:23
Massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Jawa Barat bentrok melakukan aksi unjuk rasa di Depan Gedung DPRD Jawa Barat, Senin (23/9/2019). Aksi tersebut menuntut Pemerintah Indonesia khususnya Presiden untuk mencabut UU KPK yang baru, menolak RKHUP, dan RUU Pemasyarakatan yang dianggap mematikan
ANTARA FOTO

Massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Jawa Barat bentrok melakukan aksi unjuk rasa di Depan Gedung DPRD Jawa Barat, Senin (23/9/2019). Aksi tersebut menuntut Pemerintah Indonesia khususnya Presiden untuk mencabut UU KPK yang baru, menolak RKHUP, dan RUU Pemasyarakatan yang dianggap mematikan

Aksi massa unjuk rasa di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung berakhir ricuh, Selasa (24/9/2019). Massa aksi unjuk rasa masih bertahan meski polisi telah memukul mundur dengan menembakan gas air mata hingga water cannon.
KOMPAS.COM/AGIE PERMADI

Aksi massa unjuk rasa di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung berakhir ricuh, Selasa (24/9/2019). Massa aksi unjuk rasa masih bertahan meski polisi telah memukul mundur dengan menembakan gas air mata hingga water cannon.

Menurut Widyanta Gerakan itu melawan fundamentalisme pasar atau kapitalisme yang sangat masif di Indonesia. "Idenya sama dengan yang diusung Marxisme," ujar dia.

Dosen yang mengajar teori-teori sosiologi dan sosiologi lingkungan ini menyebutkan kerap berdiskusi dengan aktivis Anarko. Spirit perjuangan mereka adalah memperjuangkan buruh dan melawan kapitalisme global yang mendera berbagai lini kehidupan. “Gerakan pembebasan buruh menjadi ruh mereka,” kata dia.

Anggota gerakan Anarko Sindikalis, kata Widyanta, punya militansi melawan kapitalisme, misalnya industri yang merusak lingkungan hidup dan pelanggar Hak Asasi Manusia. Kebanyakan dari mereka terjun langsung dan punya pengalaman menghadapi konflik agraria atau penyerobotan tanah atas nama infrastruktur.

Baca Juga: Bukan dari Cukong Ataupun Konglomerat, Uang Buat Aksi Mahasiswa Turun ke Jalan Didapat dengan Cara Ini. Kini, Jumlahnya Sudah Lebih dari Rp 100 Juta!

Massa membakar pembatas jalan di Jalan Diponegoro (depan Gedung Sate) dalam aksi unjuk rasa, Selasa (24/9/2019).
KOMPAS.COM/DENDI RAMDHANI

Massa membakar pembatas jalan di Jalan Diponegoro (depan Gedung Sate) dalam aksi unjuk rasa, Selasa (24/9/2019).

"Gerakan mereka mengajak orang berpikir tentang persoalan-persoalan sosial, misalnya pembangunan atas nama infrasturktur dan turisme," kata dia.

Widyanta menyebutkan pasca-reformasi gerakan ini makin membesar seiring dengan semakin berkembangnya serikat buruh di Indonesia. Gerakan ini, kata dia seharusnya diberi ruang dan tidak disingkirkan.

Seperti dikutip dari Tempo yang mengamati bagaimana gerakan Anarko Sindikalis saat menjalankan aksinya di Yogyakarta. Seorang aktivis yang mengenal seluk beluk Anarkisme menyebutkan Anarko Sindikalis mirip dengan aksi intifada di Palestina, yang menggunakan cadar dan juga mencorat coret tempat umum.

Gerakan mereka serupa dengan aksi mencoreti jalanan pra kemerdekaan Republik Indonesia. “Gerakan ini punya dasar yang sama dengan Marxisme, yakni menentang kapitalisme,” kata aktivis yang meminta namanya dirahasiakan itu.

Baca Juga: Pakai Cara Ini, Masyarakat Kumpulkan Uang Buat Beri Dukungan Mahasiswa Turun ke Jalan. Akankah Tuntutan Mereka Dikabulkan?

Anggota polisi saat memukul mundur demonstran yang melakukan aksi unjuk rasa di Bandung, Selasa (24/9/2019) malam.
KOMPAS.COM/DENDI RAMDHANI

Anggota polisi saat memukul mundur demonstran yang melakukan aksi unjuk rasa di Bandung, Selasa (24/9/2019) malam.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest