Follow Us

youtube_channeltwitter

Punya Fitur Paling Canggih dan Resolusi Kamera Mumpuni, Ternyata Begini Alasan Kenapa Hape Baru Belum Tentu Laku di Pasar Kita

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Jumat, 20 September 2019 | 06:34
Acara launching Realme X di Tiongkok
Android Central

Acara launching Realme X di Tiongkok

Jika spesifikasi hape tidak mampu atau tidak mendapat versi terbaru sistem pengoperasian, ada sejumlah fitur yang tidak dapat dinikmati atau mengalami perlambatan performa saat mengakses aplikasi.

Sebagai contoh, ponsel berbasis Android yang keluar pada awal 2014, semula mendapat versi Android Kitkat. Pada 2019, sistem perngoperasiannya tidak dapat diperbarui ke Android Pie atau 9. Ponsel masih dapat digunakan, meskipun ada beberapa fitur dan aplikasi yang tidak dapat dipasangkan dalam perangkat (install). Logika yang sama juga turut berlaku bagi ponsel berbasis iOS.

Karena itu, dapat disimpulkan, mengganti atau memperbarui ponsel memang diperlukan tergantung dengan kebutuhan pengoperasian setiap pengguna. Jika ponsel yang sudah berusia dua tahun pemakaian, tetapi masih dapat berfungsi baik, untuk apa mengganti dengan yang baru?

Baca Juga: Hape dengan Kamera yang Bikin Heboh Saat Gerhana Matahari Ini Segera Rilis 8 Agustus!

Gaya hidup vs kebutuhan

Tidak dapat dimungkiri bahwa harga ponsel yang mahal turut menjadi bagian dari gaya hidup penggunanya. Alasan itulah yang kemudian menjawab pertanyaan atas larisnya ponsel pintar terbaru ataupun ponsel yang kini pun masih memiliki harga tinggi. Akan tetapi, jika melihat lebih rinci, masyarakat Indonesia pada umumnya cukup memperhitungkan harga yang terjangkau dari sebuah ponsel.

Launching Zenfone max Plus M2 dan Max Shot di Brazil
noticias

Launching Zenfone max Plus M2 dan Max Shot di Brazil

Tentang harga, laporan International Data Corporation (IDC) 2018 menunjukkan lima kelas dan tingkat harga penjualan ponsel di Indonesia. Mulai dari yang terendah, yakni di bawah Rp 1,4 juta hingga termahal di atas Rp 8,5 juta. Dari keempat kategori harga itu, ponsel yang paling banyak terjual berada di kisaran Rp 1,4 juta hingga Rp 2,8 juta. Artinya, secara harga beli, masyarakat masih mencari ponsel yang sesuai dengan kebutuhan dan budget yang dialokasikan.

Berdasarkan laporan Susenas Maret 2018, alokasi rata-rata konsumsi dan pengeluaran sebulan per kapita untuk telepon seluler sebesar Rp 34.523 (aksesoris-perbaikan, pulsa, dan kuota internet).

Baca Juga: Adu Cepat Fitur Kamera, Akankah Produsen Hape Cina Ini Kalahkan Samsung dengan Rilis Ponsel Berkamera 64 MP?

Beberapa model hape
gearopen

Beberapa model hape

Dari sisi alokasi biaya aksesoris dan perbaikan saja, pengeluarannya berada di bawah biaya kendaraan untuk kategori komoditas bukan makanan dan barang tahan lama. Demikian pula jika disandingkan dengan komoditas lainnya, seperti pakaian atau alas kaki, konsumsi untuk ponsel masih terbilang kecil.

Editor : Fotokita

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

slide 4 to 6 of 9

Latest

Popular

x