"Yang penting saya bilang kita ini jangan sampai terserang penyakit habis asap ini. Aku ini kewalahan juga," tutup Budi.
"Sudah hampir seperti 2015"

Kabut asap menyelimuti sekitar kawasan jalan G Obos, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa (17/9/2019).
Sebagian besar warga Palangkaraya memang terpaksa bertahan menghirup asap pekat akibat kebakaran hutan yang melanda dalam beberapa hari terakhir.
Polusi udara yang melanda ibu kota Kalimantan Tengah ini mencapai 20 kali lipat lebih parah dari batas normal yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, KLHK.
Warga yang memiliki dana seperti Yudistira Tribudiman bisa memilih untuk membawa keluarganya ke Jakarta pada Jumat (13/09) lalu.

Foto udara menunjukkan kabut asap yang menyelimuti Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa (17/9/2019).
Ia mengaku penyakit sinusnya sempat kambuh saat kabut asap mulai menyelimuti Juli lalu.
"Awal Juli itu saya nggak begitu sadar bahwa ada asap, mungkin ada, tapi nggak begitu sadar, tapi orang lain yang hidungnya lebih peka bisa langsung cium," tutur Yudi saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Di samping sinus, secara umum setiap kali ia menghirup asap terlalu lama, ia merasa tubuhnya tak karuan.