Follow Us

Cara Simpel Motret, Tak Haram Gunakan Cahaya Buatan dalam Karya Fotografi Jurnalistik. Begini Tekniknya...

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Selasa, 17 September 2019 | 06:51
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri) dan Presiden AS Donald Trump berjabat tangan dalam sebuah pertemuan di wilayah keamanan bersama (JSA) Panmunjom di zona demiliterisasi (DMZ) Korea, Minggu (30/6/2019). Kedatangan Trump ke zona demiliterisasi Korea awalnya diagendakan untuk pertemuan dengan Pre
AFP

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri) dan Presiden AS Donald Trump berjabat tangan dalam sebuah pertemuan di wilayah keamanan bersama (JSA) Panmunjom di zona demiliterisasi (DMZ) Korea, Minggu (30/6/2019). Kedatangan Trump ke zona demiliterisasi Korea awalnya diagendakan untuk pertemuan dengan Pre

Fotokita.net - Dunia fotografi jurnalistik memang menuntut keaslian.

Namun, penggunaan cahaya buatan sebagai cahaya bantuan tetap akan diperlukan sampai kapan pun untuk hal-hal yang khusus.

Silakan melihat di laman Youtube adegan pertemuan Presiden Donald Trump (AS) dan Kim Jong Un (Korea Utara) di Singapura pada 12 Juni 2018. Perhatikan bahwa terdengar suara puluhan kamera memotret bersamaan, tetapi tak tampak satu pun lampu kilat menyala.

Baca Juga: Berbekal Otak Jenius, BJ Habibie Bikin Karya Fotografi dengan Teknik dan Detil yang Presisi. Subyek Fotonya Tak Jauh-jauh dari Tempat Ini...

Memang, sejak sekitar tahun 2015, mutu sensor kamera digital semakin baik sehingga mampu merekam adegan yang minim cahaya dengan menaikkan kepekaan sensor, tetapi masih menghasilkan foto berpenampilan halus. Kemajuan dunia digital membuat minimnya cahaya bukan masalah lagi.

Kim Jong Un dan Donald Trump
AFP PHOTO/SAUL LOEB

Kim Jong Un dan Donald Trump

Dan, adegan pertemuan kedua kepala negara itu pada zaman dahulu sulit untuk terekam tanpa bantuan lampu kilat.

Meski demikian, dalam dunia fotografi tetap ada beberapa hal yang tak akan bisa diatasi oleh kemajuan teknologi digital, yaitu arah cahaya dan kontras cahaya. Kedua hal ini hanya bisa diatasi dengan cahaya sesungguhnya, baik cahaya matahari maupun cahaya buatan.

Baca Juga: Beli Kamera dengan Cara Kredit, Penyandang Disabilitas Ini Akhirnya Raih Sukses Lewat Fotografi. Lihatlah Foto-foto Karyanya yang Bikin Kita Tercengang!

Kontras adalah ”lebarnya” beda kecerahan di antara dua bidang yang berdekatan. Cahaya yang minim umumnya membuat kontras yang rendah dan foto yang dihasilkan sangatlah ”datar”.

Rieke Dyah Pitaloka
Kompas/Arbain Rambey

Rieke Dyah Pitaloka

Sebagai contoh adalah foto Rieke Dyah Pitaloka. Kalau saja pemotretan dibiarkan apa adanya, wajah Rieke akan kehilangan detail. Cahaya buatan yang dipakai adalah sebuah lampu kilat yang memperkuat cahaya matahari sore dari arah jendela.

Sementara pada foto Bob Sadino, cahaya lampu kilat diperlukan agar ”kecerahan” wajah Bob setara dengan kecerahan latar belakangnya. Tanpa lampu kilat, wajah Bob tidak akan tampak sama sekali.

Baca Juga: Punya Hobi Fotografi, Pilot Ini Berhasil Abadikan Panorama Angkasa yang Bikin Kita Bergidik

Bob Sadino
Kompas/Arbain Rambey

Bob Sadino

Terakhir, pada foto Nadine Candrawinata, pemotretan memang dilakukan saat matahari masih sangat rendah untuk mendapatkan warna langit yang kaya warna. Pencahayaan buatan pada Nadine diperlukan agar sosok ini menjadi ”kelihatan”. (Arbain Rambey/Kompas.id)

Nadine Candrawinata
Kompas/Arbain Rambey

Nadine Candrawinata

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest