Follow Us

Terkenal Paling Kejam di Dunia, Rupanya Suku Sentinel Berhasil Diteliti Oleh Perempuan Ini!

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Selasa, 06 Agustus 2019 | 09:05
Madhumala Chattopadhyay melakukan penelitian tentang suku Sentinel selama 6 tahun.
Madhumala Chattopadhyay

Madhumala Chattopadhyay melakukan penelitian tentang suku Sentinel selama 6 tahun.

Baca Juga: Bukti Visual Suku-suku Kalimantan Berburu Kepala Manusia yang Bikin Ketakutan Penjajah Eropa

Suku Sentinel yang terisolasi dari dunia luar
allthatsinteresting

Suku Sentinel yang terisolasi dari dunia luar

Kelapa mengambang

"Kami semua sedikit gelisah selama ekspedisi (pada Januari 1991) karena beberapa sebelumnya tim yang dikirim oleh pemerintah mendapat sambutan yang tidak baik seperti biasanya," kenang Chattopadhyay saat diwawancarai National Geographic, 27 tahun setelahnya.

Saat itu, tim Chattopadhyay mencapai pulau dengan perahu kecil dan mengalami kesulitan untuk berlabuh. Beberapa anggota suku Sentinel berada di pinggir pantai dengan membawa busur dan panah.

"Kami kemudian mulai mengapungkan buah kelapa ke arah mereka. Secara mengejutkan, anggota suku Sentinel menginjakkan kaki ke air untuk mengambil kelapa tersebut," cerita Chattopadhyay.

Baca Juga: Telanjang Dada dan Berburu di Hutan, Kehidupan Suku Terancam Punah Ini Berhasil Diungkap Lewat Foto-foto Mengagumkan

Suku Sentinel mengambil kelapa dari para antropolog
Madhumala Chattopadhyay

Suku Sentinel mengambil kelapa dari para antropolog

Dua atau tiga jam selanjutnya, pria-pria Sentinel berulang kali masuk ke dalam air untuk mengumpulkan kelapa–dianggap sesuatu yang baru karena buah ini tidak ada di pulau mereka. Sementara wanita dan anak-anak menonton dari kejauhan.

Meski mereka menerima kelapa yang diberikan para antropolog, tapi Chattopadhyay mengatakan bahwa ancaman serangan masih terasa.

Baca Juga: Pendidikan Bagi Generasi Masa Depan Suku Anak Dalam. Lihat Foto Kesehariannya!

"Pria muda berusia sekitar 19 atau 20 tahun berdiri bersama perempuan di pantai dan tiba-tiba ia mengangkat busurnya. Saya harus berusaha keras memanggilnya menggunakan bahasa suku lain yang saya pelajari di wilayah lain agar ia mau mengambil kelapa. Wanita di sebelahnya memintanya mengambil kelapa dan kemudian ia melakukannya," papar Chattopadhyay.

Source : nationalgeographic.co.id

Editor : Fotokita

Baca Lainnya

Latest