Beberapa kerangka yang ditemukan di situs memiliki fitur yang mirip dengan orang-orang dari zaman kontemporer di Asia Tengah.
Profesor Yang Yimin, kepala analis untuk studi ini, mengatakan: “Penelitian mengenai penggunaan ganja ini membantu kami memahami praktik budaya manusia purba. Juga berbicara tentang intuisi manusia terhadap fitokimia alami tanaman.”
Spengler menambahkan, perspektif modern tentang ganja sangat bervariasi pada setiap budaya, tapi jelas bahwa tanaman ini memiliki sejarah panjang. “Ia telah digunakan manusia dalam waktu lama sejak ribuan tahun lalu, baik untuk keperluan medis, ritual, maupun rekreasi,” pungkasnya. (Gita Laras Widyaningrum/Nationalgeographic.co.id)