Fotokita.net - Polusi Jakarta telah membawa korban. Setidaknya korban ini telah membuat gempar warga Ibu Kota, yang terus membicarakannya.
Jakarta dengan hiruk pikuk aktivitas niaga nasional dan pemerintahan negara ini membuat kualitas udaranya terus menurun. Terlebih lagi, saat ini memasuki masa kemarau. Peningkatan kadar polusi atas kualitas udara yang drastis membuat kemarau menjadi lebih panas.
Jakartapanas bukanlah hal yang baru. Tapi, peningkatan polusi udara yang semakin parah juga bisa menjadi masalah besar bagi ibu kota Negara Indonesia.
Baca Juga: Kemarau Sebabkan Fenomena Unik Di Gunung Rinjani. Lihat Foto dan Video Karya Warganet!

Instalasi Bambu Getih Getah seharga Rp 550 juta yang akhirnya harus dibongkar
Musim kemarau baru berlangsung 2 bulan, artinya Jakarta akan terus bertambah panas sampai Hujan turun meluruhkan konsentrasi polusi Jakarta.
Direktur Eksekutif Komisi Penghapusan Bensin Bertimbal KPBB (KPBB) Ahmad Safrudin bercerita kepada wartawan Kompas(28/6/2019), bahwa berdasarkan air quality index (AQI) pada 2018, rata-rata tahunan konsentrasi PM 2,5 adalah 42,42 mikrogram per meter kubik. Sementara, pada 1 Januari-4 Juni 2019, rata-rata konsentrasi PM 2,5 sudah 57,66 mikrogram per meter kubik.
Baca Juga: Bocoran Baru, Tahun Depan Kamera Hape Bakal Punya Resolusi 108 MP!
Polusi udara telah membuat instalasi bambu getih getah harus tumbang dalam waktu yang lebih singkat apabila dibandingkan dengan tempat lain. Joko Avianto, seniman pembuat instalasi bambu getih getah mengatakan daya tahan karya seninya tersebut tergantung pada lokasi dan lingkungan.
Ia menyebut karya seninya lebih panjang umur di kota lain dibandingkan Jakarta. Hal itu karena memiliki kualitas udara yang buruk.

Instalasi Seni Bambu "Getih Getah" senilai Rp 550 juta